Berita

Genesia #3: “Sekarang Bukan Lagi KKN Namun Misi Kemanusiaan”

Jumat (10/08) Tim KKN Genesia#3 yang sudah berjuang sebagai relawan bencana gempa Lombok akhirnya tiba di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan sehat dan dengan jumlah personil yang lengkap, yakni 50 mahasiswa beserta 2 Dosen Pendamping Lapangan. Kedatangan mereka langsung disambut dengan hangat oleh Dr.Ir. Gunawan Budiyanto, M.P. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yoyakarta, Ir. H. Nafi Ananda Utama, M.S. selaku Dosen Pembimbing Lapangan Genesia#3 dan Ir. Gatot Supangkat, M.P. sebagai ketua Lembaga penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M).

Hairunas yang akrab disapa Anas, selaku ketua KKN Genesia #3 menceritakan bahwa ia beserta timnya sudah mulai menjalankan program KNN setibanya mereka di Lombok, yakni 15 Juli yang lalu. Akan tetapi kemudian terjadi bencana gempa bumi tak terduga, yang lantas membuat ia beserta tim memutuskan untuk mengenyampingkan program KKN yang sudah dijalankan, dan fokus membantu korban bencana sebagai relawan. “Sudah ada beberapa program yang dijalankan. Tapi pada tanggal 29 Juli itu, tepat jam 06.45 waktu sekitar, terjadi gempa yang membuat semua warga dan anggota KKN panik. Karena memang baru pertama kali terjadi gempa di sana. Namun kejadian tersebut tidak membuat kami menyerah. Kami memutuskan untuk mengubah program-program KKN kami dan langsung bertindak sebagai relawan, membantu semaksimal mungkin dengan tenaga yang kami miliki untuk warga Lombok,” urai Anas, saat dihubungi pada Selasa (14/8).

Tak hanya itu, beragam upaya pun dilakukan oleh KNN Genesia #3 untuk membantu warga. Mulai dari memberikan bantuan di bidang kesehatan, penataan logistik yang masuk, penataan posko-posko, hingga menjadi fasilitator donasi untuk korban gempa. Hal itu pulalah yang menjadikan dirinya bangga kepada rekan-rekan satu timnya. Sebab mereka bukan lagi bekerja untuk mengejar nilai SKS KNN, namun demi menjalankan misi kemanusian. “Saat itulah, saya melihat teman-teman Genesia #3 di sini bukan lagi bekerja untuk mengejar nilai SKS KKN itu sendiri, namun untuk menjalankan misi kemanusiaan,” tegas Anas lagi.

Akan tetapi apalah daya, mereka tidak bisa melanjutkan misi kemanusiaan tersebut, dan jangka waktu pelaksanaan KKN mereka pun dipercepat. Dari yang semula dua bulan menjadi satu bulan. Tim KKN Genesia #3 diputuskan untuk ditarik kembali ke kampus terpadu UMY. Di samping karena mereka bukan tim yang disiapkan untuk menanggulangi bencana, mereka juga sejatinya adalah korban, bahkan ada pula beberapa anggota tim yang masih mengalami trauma dengan kejadian bencana tersebut. Namun terlepas dari hal tersebut, Anas dan tim KKN Genesia tetap merasa bahwa perjuangan mereka untuk warga Lombok tidak bisa berhenti, walaupun mereka sudah berada di Yogyakarta. “Rasanya sedih sekali karena kami harus meninggalkan warga lombok dalam kondisi seperti itu. Ada beberapa dari kami yang juga ingin kembali lagi ke sana untuk menyelesaikan beberapa tanggung jawab dan hal yang pernah kami janjikan untuk warga Lombok. Kami juga berharap dengan tanpa kehadiran kami di sana, warga Lombok tetap bisa mandiri dengan pendampingan yang pernah kami berikan pada mereka dalam hal mengelola logistik dan kesehatan,” ungkap Anas.

Menanggapi hal tersebut, Rektor UMY Dr. Gunawan Budiyanto mengatakan bahwa UMY akan mempertimbangkan untuk mengirimkan beberapa tim Genesia #3 untuk kembali ke Lombok bersama tim recovery berikutnya. “Namun tetap kondisi di sana harus aman terlebih dahulu. Semua sudah terpetakan, gedung-gedung aman, dan kita sudah punya basecamp yang aman, baru manajemen organisasi bencana kita jalankan. Selain itu, kami harap kejadian ini bisa menjadi evaluasi bagi KKN Genesia generasi selanjutnya, dan memberikan rekomendasi pada mereka, apa kira-kira yang harus dilakukan oleh KKN Genesia #4 setelah kejadian gempa ini,” papar Gunawan.

Keputusan UMY untuk menarik kembali tim Genesia #3 dari lokasi KKN juga berdasarkan pada laporan dari tim KKN Genesia #1 dan #2 yang sebelumnya telah diutus ke Lombok untuk melihat situasi dan kondisi di sana. Keputusan Rektor UMY untuk menarik KKN Genesia #3 ini pun dirasa sudah tepat oleh Dosen Pembimbing Lapangan Genesia #3, Ir. Nafi Ananda Utama, M.S. “Keputusan kampus memang sudah tepat untuk menarik mereka dulu dari lokasi. Karena kalau kita lihat, kondisi fisik mereka memang masih oke, masih semangat. Tapi ada juga yang sebagian masih mengalami trauma. Karena itu, KKN mereka dianggap telah selesai, dan untuk penilaian KKN dinilai dari laporan aktivitas sebelum dan sesudah bencana terjadi,” imbuh Nafi, yang juga selaku Sekretaris Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. (pras)