Masyarakat seringkali datang ke dokter gigi jika kondisi giginya sedang sakit. Padahal sebenarnya gigi merupakan cermin dari kesehatan manusia. Banyak penyakit yang dimulai dari kurang menjaga kesehatan gigi. Bahkan beberapa penyakit juga bisa dideteksi atau dilihat dari gigi.
Demikian disampaikan Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSGMP-UMY), drg. Iwan Dewanto di sela-sela pemeriksaan gigi gratis di RSGMP- Asri Medical Center UMY Senin (19/9).
Lebih lanjut Iwan menguraikan gigi sebagai cermin kesehatan manusia. Hal ini karena segala sesuatu banyak yang berhubungan dengan mulut. “Bahkan penyakit pun juga bisa dideteksi dari mulut. Jika gigi dalam keadaan tidak sehat bahkan sakit, nantinya ketika mengunyah makanan menjadi kurang maksimal. Sehingga dapat dipastikan akan mengganggu pencernaan. Yang akhirnya juga dapat menimbulkan bau mulut. Jika memiliki sel darah putih terlalu banyak juga bisa dideteksi melalui mulut yaitu munculnya banyak sariwan di mulut secara bersamaan.”urainya.
Untuk itulah diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut. “Jika kesadaran masyarakat meningkat maka masyarakat ke dokter tidak hanya ketika merasa sedang sakit gigi. Tetapi datang dengan kesadarannya untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut agar tidak timbul sakit gigi.”jelasnya.
Menurut Iwan, di sinilah seorang dokter gigi harus berperan. “Seorang dokter gigi tidak hanya memberikan pelayanan untuk mengobati sakit gigi yang diderita pasien. Tetapi juga memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan atau pengetahuan kepada pasien. Sehingga nantinya ketika pasien tersebut datang ke dokter gigi tidak hanya ketika merasa sedang sakit gigi. Tetapi karena kesadaran untuk menjaga dan mencegah sakit gigi,”tegasnya.
Koordinator Pemeriksaan Gigi Gratis RSGMP UMY, drg. Nia Wijayanti menambahkan sakit gigi akan berpengaruh terhadap bagian tubuh yang lain. Misalnya sakit gigi kemudian gigi tanggal tetapi menyisakan akar gigi di dalam gusi. Sisa akar gigi tersebut jika tidak diambil lama-kelamaan bisa menimbulkan infeksi yang mana infeksi tersebut dapat berpengaruh ke jantung dan juga paru-paru. Infeksi tersebut merupakan pusat yang menyebabkan infeksi yang lain. Seperti demam maupun bengkak.
Menurutnya paling tidak masyarakat harus memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya enam bulan sekali atau paling lama satu tahun sekali. “Karena lubang gigi maupun karang gigi itu akan terbentuk dalam kurun waktu enam bulan sampe satu tahun. Sehingga ketika melakukan pemeriksaan dalam waktu tersebut maka pencegahan kerusakan gigi yang lebih parah dapat dicegah,”tuturnya.
Pemeriksaan gigi gratis ini akan dilaksanakan selama tiga hari sejak Senin hingga Rabu (19-21/9) di RSGMP UMY. Pemeriksaan gratis tersebut mulai dari pencabutan gigi sederhana, penambalan gigi sederhana, pembersihan karang gigi, serta diberikan edukasi maupun konsultasi mengenai kesehatan gigi. “Misalnya bagaimana teknik menyikat gigi yang benar. Karena jika kurang tepat akan menyebabkan terkikisnya gigi dan gigi menjadi lebih sensitif jika terkena minuman atau makanan panas dan dingin,”paparnya.
Harapannya kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat. “Pada dasarnya pendidikan kesehatan gigi dan mulut masyarakat masih rendah. Sehingga melalui kegiatan yang diselenggarakan RSGMP UMY bekerja sama dengan Asoasiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOGI) dan Unilever ini dapat membuat masyarakat lebih memperhatikan kesehatan giginya,”ujarnya.
RSGMP UMY sendiri telah mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Misalnya saat memperoleh kunjungan dari pakar-pakar Kedokteran Gigi dari ASEAN yang menyatakan bahwa RSGMP merupakan salah satu rumah sakit pendidikan terbaik karena mampu mengintegrasikan antara pendidikan dan pelayanan.