Seorang akademisi sekaligus guru besar asal Florida State University, America Serikat, Prof. John Van Doren mengajak mahasiswa dari Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), berdiskusi terkait kebijakan kepemimpinan Donald Trump. Pada penyampaian kuliah umum yang diselenggarakan oleh American Corner UMY, Profesor yang akrab disapa Prof. Jack tersebut mengatakan bahwa kebijakan Trump menimbulkan gejolak baru pada perpolitikan di AS.
“Trump cenderung memusatkan kekuasaan pada dirinya dengan mengesampingkan konsep teori pemisahan kekuasaan Negara republic konstitusional federal, Amerika Serikat. Pada kebijakan Trump, teori pemisahan kekuasaan Negara yang terbagi dalam eksekutif, legislatif, dan yudikatif hanya memberikan terlalu banyak kekuasaan dalam pemerintahannya,” ujar Prof. Jack dalam kuliah umum yang mengusung tema “U.S. Separation Power: Who holds the Trump Cards?” Selasa (18/4) di Ruang Sidang Gedung Pascasarjana UMY.
Selain itu, seperti yang dicontohkan oleh Prof. Jack terkait Presiden asal Partai Republik yang menuai banyak kontroversi tersebut telah menarik diri dari perjanjian perdagangan, seperti Trans- Pacific Partnership (TPP). “Trump telah menghentikan perdagangan bebas yang melingkupi kawasan Asia Pasifik. Keluarnya AS dari TPP ini akan dikhawatirkan dapat memperkuat posisi China. Kebijakan lainnya, Trump juga memberlakukan tarif sebesar 45 persen bagi barang impor China yang masuk ke AS. Pemberlakuan ini dapat memicu perang dagang yang membuat perekonomian tidak stabil,” jelasnya.
Prof. Jack melanjutkan, selain kebijakan yang banyak menuai kritikan tersebut, Trump menyatakan untuk membangun tembok yang memisahkan antara AS dan Meksiko. “Trump telah mengusulkan pembangunan tembok senilai puluhan juta dollar AS sebagai bentuk pemisahan AS dengan Meksiko. Selain itu Trump juga mendeportasi sebanyak 11 juta orang yang tidak memiliki dokumen, yang mana sebagian besar itu adalah warga Meksiko. Kebijakan lainnya, Trump akan membangun kembali infrastruktur di AS dengan kucuran dana sebanyak satu triliun dollar AS,” lanjutnya.
Puthut Ardianto selaku Direktur American Corner UMY mengatakan bahwa dengan diadakan diskusi tersebut, dapat memberikan wawasan terkait kebijakan rezim baru Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump. “Kuliah umum yang lebih mengajak berdiskusi ini dapat meningkatkan atmosfer akademik di lingkungan mahasiswa UMY, terkait isu politik baru di AS. Antusiasme para mahasiswa dalam berdiskusi ini juga terlihat yang sampai menit terakhir masih terus bertanya tentang kebijakan POTUS, Donald Trump,” papar Puthut. (hv)