Meraih gelar tertinggi bagi seorang dosen, kualitas guru besar dianggap berbanding lurus dengan kualitas dari suatu perguruan tinggi. Ini sekaligus menjadi standar penyamarataan kualitas pendidikan antara Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dengan Perguran Tinggi Negeri (PTN). Dalam acara penyerahan Surat Keputusan Guru Besar kepada tiga dosen UMY pada Jumat (29/9), Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof. Dr. Chairil Anwar menekankan pentingnya bagi sebuah perguruan tinggi untuk memiliki guru besar.
“Dahulu, guru besar menjadi perbedaan paling besar antara PTN dengan PTS, karena guru besar menjadi semacam hak utama bagi PTN. Namun dengan kondisi saat ini, sudah banyak guru besar yang dihasilkan oleh PTS sehingga menjadi penyamarataan kualitas dari semua perguruan tinggi. Saya kira UMY juga merupakan salah satu PTS yang cepat menghasilkan guru besar, hingga saat ini telah berjumlah sekitar 36 guru besar,” ujar Chairil.
Penyerahan tiga SK Guru Besar dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V DIY yang dilaksanakan di Lobby Rektor Gedung AR Fachrudin A ini diterima oleh tiga dosen dari dua program studi yang berbeda. Masing-masing adalah Prof. Dr. Yeni Widowati, S.H., M.Hum dan Prof. Dr. Fadia Fitriyanti, S.H., M.Hum ., M.Kn dari program studi Hukum, serta Prof. Dr. Abdul Majid, M.Ag. dari program studi Pendidikan Agama Islam.
Senada dengan Chairil, Rektor UMY Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN Eng. menyampaikan jika masyarakat umum sudah melihat kualitas perguruan tinggi tidak lagi hanya dari fasilitas yang dimiliki. Namun juga dari akreditasi dan jumlah guru besar dari perguruan tinggi tersebut. “Pengupayaan bertambahnya jumlah guru besar juga menjadi bagian dari upaya berkesinambungan yang dilakukan agar perkembangan UMY dapat dirasakan secara nyata,” ungkapnya.
Gunawan yang juga merupakan guru besar di bidang ilmu tanah pun berharap dengan semakin bertambahnya jumlah guru besar di UMY, dapat semakin mengoptimalkan program pascasarjana UMY yang jumlah lulusannya pun kian bertambah.
“Saya rasa ini juga menjadi bentuk tanggungjawab kami dalam mengelola perguruan tinggi. Dimana perguruan tinggi tidak hanya berlomba dalam menambah jumlah mahasiswa baru setiap tahunnya, tetapi juga bagaimana kami dapat meningkatkan kinerja dosen. Melalui pencapaian gelar pendidikan tertinggi bagi seorang dosen dapat berpengaruh terhadap kualitas dosen secara umum,” pungkas Gunawan. (Ihsan)