Masa pandemi Covid-19 hingga saat ini masih belum usai. Perguruan tinggi pun dituntut untuk bisa beradaptasi menghadapi masa pandemi ini. Berbagai upaya harus dilakukan oleh perguruan tinggi agar bisa beradaptasi sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dalam menghadapi pandemi.
Hal itulah yang menjadi benang merah dalam acara pembukaan Webinar Abdimas 3 yang diselenggarakan oleh Lembaga Publikasi, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada Rabu (11/11). Webinar yang mengusung tema “Inovasi Teknologi dan Pengembangan Teknologi Informasi dalam Pemberdayaan Masyarakat Pasca Covid-19” ini diselenggarakan sebagai bentuk kontribusi perguruan tinggi untuk menjawab tantangan mengenai permasalahan dalam pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini juga menjadi forum diskusi bagi akademisi untuk menjawab tantangan problematika di masyarakat di tengah pandemi Covid-19 dan bentuk langkah untuk beradaptasi secara akselerasi di era disrupsi sehingga dapat membangun masyarakat yang berkeradaban.
Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., selaku keynote speaker dalam Webinar Abdimas 3 ini menjelaskan bahwa beberapa upaya dilakukan perguruan tinggi untuk beradaptasi menghadapi pandemi Covid-19, tentunya dengan berdasarkan Tridharma Perguruan Tinggi. Upaya tersebut diantaranya melakukan pengembangan inovasi teknologi dan teknologi informasi, serta melalui program Merdeka Belajar. “Output yang dihasilkan dari pengembangan itu adalah dengan adanya pembelajaran daring yang dapat dilakukan dengan mengambil lintas prodi dan lintas kampus, adanya kegiatan relawan mahasiswa, proyek mandiri mahasiswa, riset terapan bersama dosen, kemudian adanya penelitian dosen terutama terkait mitigasi pandemi berupa penelitian terapan dan adanya pengabdian kepada masyarakat,” jelasnya saat menerangkan via daring.
Selain itu, adaptasi juga dilakukan dengan memanfaatkan teknologi pembelajaran bagi dosen melalui implementasi merdeka belajar. “Seperti pembelajaran daring kolaboratif dan lintas disiplin, kegiatan relawan kemanusiaan mahasiswa (KKN Daring), proyek dan penelitian mandiri bersama dosen terutama untuk pemulihan sosial ekonomi. Kemudian adanya perbaikan atau peningkatan mutu pembelajaran daring dengan metode pembelajaran asesmen, manajemen, melaksanakan pelatihan atau upgrading pembelajaran daring bagi dosen dan mahasiswa serta perbaikan model kuliah. Selain itu juga adanya penguatan dan perbaikan platform pembelajaran dan infrastruktur jaringan yang bekerjasama dengan Kementerian Kominfo dan internet provider, serta platform webinar merah putih dan SPADA ICE Institute,” ujar Nizam.
Nizam juga berpesan bahwa ada pelajaran yang dapat diambil dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Yakni adanya adaptasi yang sangat cepat terhadap penggunaan teknologi pembelajaran. “Pada masa seperti ini juga apapun tantangannya, kerja dari rumah tidak kalah produktif daripada kerja di kantor, bahkan energi kreatif justru meningkat pada saat pandemi. Pembelajaran yang terakhir adalah lebih dari seribu invensi dan inovasi dihasilkan oleh Perguruan Tinggi serta semangat gotong royong bangkit dan kuat dalam menghadapi masa pandemi seperti saat ini,” imbuh Nizam lagi.
Hal senada juga disampaikan oleh Rektor UMY, Dr Ir Gunawan Budiyanto MP IPM. Perguruan tinggi menurutnya memiliki peran untuk menjawab solusi permasalahan di masyarakat khususnya dalam masa pandemi saat ini. ”Dalam menjawab tantangan ini seharusnya perguruan tinggi tidak berhenti melakukan diskusi dengan memikirkan sebuah dampak sosial serta solusi penanganannya. Sehingga melalui acara Webinar Pengabdian Masyarakat Abdimas 3 ini menjadi bentuk wadah diskusi untuk memikirkan bagaimana dan apa solusi untuk membangkitkan potensi sosial dan ekonomi yang di masyarakat. Webinar pengabdian masyarakat ini juga menjadi transaksi akademik yang mengedepankan rasionalitas untuk menjawab tantangan dan permasalahan yang terjadi di masyarakat. Mudah-mudahan dengan adanya Webinar Pengabdian Masyarakat ini menjadi bentuk upaya kontribusi perguruan tinggi untuk memecahkan permasalahan dengan solus bukti nyata,” tutup Gunawan. (Sofia)