Berita

Hadiri LEX Conference, UMY Akan Perluas Jaringan Kerjasama Lebih Intens

Dalam melaksanakan misi untuk mengembangkan dan menyejahterakan masyarakat secara profesional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) telah melakukan berbagai skema. Antara lain melalui program Learning Express (LEX) yang merupakan salah satu bentuk Kerja Kuliah Nyata (KKN) UMY yang melibatkan baik dosen dan mahasiswa secara internasional. Untuk meningkatkan kerjasama antar institusi yang tergabung dalam LEX dan mengembangkan pelaksanaan program kedepannya, UMY berpartispasi dalam konferensi yang bertajuk The Inaugural Learning Express Conference. Acara yang diadakan oleh Singapore Polytechnic (SP) dilaksanakan pada 3 hingga 5 Desember lalu.

Pada konferensi tersebut UMY diwakili oleh Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) yaitu Dr. Aris Slamet Widodo, Kepala Divisi Pengabdian Mahasiswa; Widyasmoro ST, MSc, Senior Facilitator; dan Jasmine A Savitri, Program Coordinator untuk LEX UMY.

Dalam paparan yang disampaikan oleh Jasmine dalam Opening Ceremony selaku perwakilan dari UMY mengatakan bahwa program tersebut sangat penting untuk membuka wawasan mahasiswa terhadap kondisi dan lingkungan internasional. “Sebagai mitra pertama dalam penyelenggaraan LEX, pengalaman yang didapat dari 6 tahun bekerjasama sejak bulan Maret 2013 lalu, menunjukkan pada kita bahwa wawasan mengenai lingkungan internasional yang heterogen sangat penting bagi mahasiswa untuk dapat berkontribusi dalam globalisasi. Program ini juga menjadi sarana untuk mempersiapkan dan meningkatkan kapasitas mahasiswa untuk menjadi bagian dari masyarakat global,” ujar Jasmine.

“UMY berharap program LEX ini dapat menjadi sarana peningkatan kapabilitas baik bagi mahasiswa dan dosen, serta mampu memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat global. Kami ingin program ini dapat melibatkan lebih banyak akademisi sehingga dapat memperluas jangkauan kerja sama. Selain itu juga menyatukan pesertanya menjadi sebuah Komunitas ASEAN yang berdedikasi untuk menghasilkan kehidupan yang lebih baik pada masyarakat,” ungkap Jasmine.

Dr. Aris Slamet Widodo, selaku penanggung jawab utama program KKN menyampaikan bahwa melalui konferensi tersebut UMY akan mencoba membuka kerjasama untuk membentuk program KKN Internasional dengan mitra LEX. “Jejaring mitra yang dimiliki oleh LEX ini sangat luas dan diikuti oleh banyak institusi pendidikan di berbagai negara seperti Thailand, Filipina, Vietnam dan Jepang. Kedepannya UMY akan melaksanakan prgram KKN Internasional ke negara tersebut melalui jejaring LEX,” jelasnya.

UMY dan SP telah melaksanakan 12 program LEX sejak tahun 2012 lalu dan telah berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat di lebih dari 30 desa mitra dan kelompok usaha masyarakat. Program tersebut dilaksanakan dengan melibatkan lebih dari 600 mahasiswa dan 50 dosen dari beragam bidang studi dari Indonesia, Singapura, Vietnam dan Jepang. (raditia)