Berita

Hamdan Zoelva:Mahasiswa Baru UMY Harus Punyai Aspek Knowledge, Afektif, dan Psikomotorik

IMG_8710

Mahasiswa merupakan tonggak bagi kemajuan sebuah bangsa, tentu ini menjadi sebuah tantangan bagi mahasiswa untuk bisa memajukkan sebuah bangsa yang dapat bersaing dengan bangsa lainnya. “Jika melihat data dalam indeks kehidupan, Indonesia berada di urutan 86 dari 126 negara, bahkan dalam tingkat Asean saja Indonesia masih di bawah Filipina dan Vetnam. Untuk bisa bersaing dengan bangsa lain, maka kita memerlukan modal. Modal yang sangat penting adalah dengan 3 aspek, pertama, aspek knowledge, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Ketiga aspek tersebutlah yang perlu dikembangkan dalam dunia kemahasiswaan,“ terang Hamdan Zoelva, S.H. M. H selaku mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Indonesia saat menjadi pembicara dalam Mataf FISIPOL UMY 2015 yang mengambil tema “Merekonstruksi Budaya Keilmuan Sebagai Tonggak Kebangkitan Bangsa” pada hari Selasa (1/9) di Lantai Dasar Masjid KH. Ahmad Dahlan UMY.

Hamdan melanjutkan, dunia pelajar dan kemahasiswaan itu berbeda, ketika menjadi pelajar kita hanya menerima namun, dalam dunia kemahasiswaan seseorang harus mengembangkan apa yang sudah diberikan. Pada aspek knowledge misalnya, saat ini untuk mendapatkan ilmu pengetahuan kita akan mudah mengaksesnya tanpa harus mendengarkan dosen atau belajar dari diktat yang diberikan oleh dosen. “Karena kemajuan teknologi, kita bisa mengakses pengetahuan dari internet, mahasiswa bisa belajar mandiri dengan teknologi yang canggih. Kita bisa dengan mudah mengakses buku melalui pepustakaan online, dan lain-lainnya. Ilmu pengetahuan itu sama dengan mencari kebenaran, jadi siapa yang rajin maka mereka bisa menemukan sebuah kebenaran. Ada dua hal yang penting dalam aspek knowledge ini yaitu Transfer of Knowledge dan Inovasi of Knowledge, dengan begitu negara Indonesia bukan hanya mampu bersaing namun juga dapat diakui dan dihargai oleh negara lain, “ lanjutnya.

Selain aspek knowledge, aspek afektif juga tak kalah penting dalam dunia kemahasiswaan, di mana aspek afektif ini meliputi moral dan karakter. “Sebagai mahasiswa FISIPOL UMY tentunya kalian perlu membangun karakteristik islam yang ada dalam UMY. kalau orang pintar tanpa memiliki moral sama saja mereka pincang, karena mereka tidak punya ilmu yang berpegangan pada moral atau karakteristiknya. Dalam dunia politisi, maka kalian akan termasuk orang yang cerdas dan curang. Masing-masing negara itu mempunyai karakteristik dan nilai yang berbeda-beda. Itu pula yang harus dipegang oleh bangsa Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang maju dan besar, “ paparnya.

Hampir sama dengan aspek afektif, jelasnya lagi, bahwa aspek psikomotorik merupakan aspek yang sangat penting dimiliki oleh mahasiswa, khususnya untuk mahasiswa baru UMY. Ketika kita sudah memiliki ilmu pengetahuan yang baik tentu sangat disayangkan jika kita tidak bisa menerapkannya dengan baik pula, sesuai dengan hadist bahwa ilmu yang tidak diamalkan seperti pohon yag tidak berbuah. Untuk itu sebagai mahasiswa harus mampu merencanakan dan mendesign apa-apa saja yang perlu dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti beberapa organisasi kampus. Karena dengan mengikuti organisasi kampus maka kita dapat melatih kepemiminan dan mengatur waktu dengan baik. Dengan begitu, maka mahasiswa dapat berproses untuk menjadikan Indonesia sebuah negara yang maju.

Dalam memajukkan sebuah bangsa, mahasiswa bukan hanya berperan pada baru-baru ini saja, namun peran mereka juga berpengaruh pada saat memerdekakan sebuah bangsa. “Jika kita flashback ketika merebut kemerdekaan saat itu, mahasiswalah yang dapat membuat konsep dan menggerakkan bangsa untuk menjadikan bangsa ini menjadi sebuah bangsa yang merdeka. Saya berpesan bahwa ketiga aspek itu harus ada diri pada mahasiswa UMY dan ditanamkan pada diri kalian, dengan begitu para mahasiswa UMY dan alumninya pun memiliki peran demi kemajuan bangsa Indonesia, “ pesannya. (Ica)