Perkembangan teknologi informasi saat ini telah menciptakan pergeseran terhadap banyak kebiasaan masyarakat dalam beragam aspek kehidupan. Perubahan tersebut mentransformasi banyak proses yang terjadi, hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat perlu beradaptasi dengan mengadaptasi teknologi baru untuk dapat bertahan. Merespon hal ini Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan International Conference on Sustainable Innovation (ICoSI) untuk merespon fenomena disrupsi yang terjadi. Acara ini merupakan kali ke 3 dan akan dilaksanakan pada 30 hingga 31 Juli 2019 di Kampus Terpadu UMY.
dr. Iman Permana, M.Kes., Ph.D, selaku Ketua Panitia menyampaikan bahwa 3rd ICoSI kali ini akan mengangkat tema Innovation in Disruptive Era. “Disrupsi akibat perkembangan teknologi informasi ini merubah pola masyarakat dalam memproduksi, mengkonsumsi, berinteraksi, hingga berpikir. Ini yang kemudian membuat cara-cara lama terdisrupsi dan tersisihkan, dan untuk dapat survive kita perlu berkembang dan beradaptasi. Misalnya saja saat ini terjadi peralihan terhadap bentuk medium yang dikonsumsi masyarakat, kini mereka lebih memilih membawa gawai dan membuka fail .pdf ketimbang membawa buku. Ini harus kita adopsi dan fasilitasi supaya tidak tertinggal,” ujarnya.
Iman menyebutkan bahwa ICoSI menjadi wadah dalam memberikan masukan mengenai apa yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi perubahan agar dapat dapat terus mengakomodasi kebutuhan yang ada. “Ada 3 bidang utama yang akan dibahas dalam ICoSI yaitu; teknologi-teknik, kemanusiaan sosial dan pendidikan, serta kesehatan dan nursing. Bidang tersebut akan dieksplorasi dalam 9 fokus konferensi yaitu ISHERSs (International Symposium on Social Sciences, Humanities, Education, and Religious Studies); ICIEFI (International Conference of Islamic Economic and Financial Inclusion); ICISDe (International Conference on Islamic Studies in the Digital Era) ICoSA (International Conference on Sustainable Agriculture); ISCEIE (International Symposium of Civil, Environmental, and Infrastructure Engineering); ICONURS (International Conference on Nursing); ICoELTICs (International Conference of English Language Teaching, Literature & Linguistics); ISETH (International Symposium of Engineering, Technology, and Health Sciences); ASIAN-Col (ASIAN Conference on Comparative Laws),” paparnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik UMY, Dr. Sukamta, S.T., M.T, menyebutkan bahwa event ini diselenggarakan untuk membangun kultur akademik yang baik di kalangan dosen dan peneliti untuk mendiseminasikan hasil penelitian. “Ini merupakan hal yang luar biasa bagi UMY karena kita dapat memobilisasi 337 dosen internal dari 800 lebih peserta yang ikut serta dalam satu event. Artinya UMY menjadi penyumbang paper terbanyak, dan ini menjadi motivasi yang baik bagi para dosen untuk dapat lebih aktif berpartisipasi dan menulis dalam acara internasional lainnya,” ungkapnya.
Sukamta juga menjelaskan bahwa artikel yang diseminarkan adalah hasil dari riset yang berisi temuan atau inovasi terbaru dalam bidangnya masing-masing, dengan fokus temuan yang membahas tentang bagaimana menghadapi disrupsi. Hasil temuan-temuan tersebut nantinya akan dimuat dalam proceeding yang terindeks SCOPUS dan Web of Science. Selain itu juga akan didistribusikan ke jurnal-jurnal internasional terindeks lainnya yang bekerjsama dengan UMY.
“Harapannya ini akan meningkatkan jumlah sitasi dari dosen dan peneliti, baik internal UMY maupun dari perguruan tinggi lainnya. Kemudian juga UMY menargetkan luaran yang bukan hanya berupa publikasi tapi juga berupa paten atau invensi yang didaftarkan di Kemenkumham. Untuk tahun akademik ini UMY sudah mendaftarkan 35 paten baru dan harapannya akan ada invensi baru dari ICoSi ini,” paparnya. (raditia)