Ilmu komunikasi adalah ilmu yang menghubungkan antara satu manusia dengan manusia yang lain, menjadi penggerak ditengah masyarakat baik secara personal maupun secara masal. Selain itu komunikasi juga berperan sebagai pengembangan sistem-sistem informasi baik intruksional dan juga pembangunan. Selain itu ilmu komunikasi juga memiliki kesamaan dengan ilmu sosial yaitu sama-sama meneliti pola tingkah laku manusia dalam implementasi yang terus berkembang.
Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Sri Hastjarjo, S. Sos., Ph.D. dalam pemaparannya saat menjadi pemateri, dalam Kongres pertama Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Yogyakarta (APIK PTM) yang di laksanakan di Hotel Gowongan Inn Yogyakarta, Jum’at (21/11) yang turut menghadirkan Tri Hastuti Nur Rochimah, S.IP, M.Si dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dimoderatori oleh Firly Annisa, S.IP, M.Si yang juga dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta..
Sri mengungkapkan bahwa dibutuhkan pengembangan penelitian komunikasi untuk menghadapi tantangan dalam memberikan solusi terhadap persoalan ditengah masyarakat, sehingga ilmu komunikasi benar-benar dirasakan mamfaatnya oleh masyarakat. Selain itu menurut Sri Hastjarjo, Ph.D yang biasa dipanggil Has ini menjelaskan, halp yang membedakan ilmu komunikasi dengan ilmu sosial adalah sama-sama belajar pola tingkah laku manusia, yang berbeda adalah penggunaan simbol-simbol tersebut dan bagaimana cara memaknainya.
“Ilmu komunikasi dengan Ilmu sosial adalah sama-sama belajar pola tingkah laku manusia, tetapi yang membedakannya ialah dalam Ilmu Komunikasi menggunakan simbol-simbol tertentu dalam pola tingkah laku manusia. Padahal simbol-simbol dan pola tingkah laku tersebut terus berkembangan, maka karena itulah Ilmu Komunikasi juga terus berkembang” ujarnya.
Selain itu Has juga menambahkan, bahwa untuk bermanfaat bagi masyarakat, persoalan mendasar yang perlu diatasi terlebih dahulu oleh sebagian akademisi Ilmu Komunikasi dengan merancang metode penelitian dan pemahaman terhadap penelitian, karena hingga kini masih ditemukanya peneliti Ilmu Komunikasi yang masih sulit membedakan subjek atau bidang komunikasi itu sendiri.
“Salah satu persoalan dasar yang saya temui adalah, peneliti di bidang Ilmu Komunikasi masih sulit membedakan suatu hal adalah bidang komunikasi atau bukan, sehingga jika dalam mengenal ilmu komunikasi saja masih sulit, maka untuk menuju kepada penelitian komunikasi yang bermanfaat bagi masyarakat juga akan sulit. Solusi mutakhir ilmu komunikasi adalah terletak pada penelitian komunikasi yang dapat bermanfaat bagi masyarakat” imbuhnya.
Selain itu dalam kesempatan yang sama, pembicara selanjutnya yang disampaikan oleh Dosen Ilmu Komunikasi UMY, Tri Hastuti Nur Rochimah, S.Sos., M.Si mengungkapkan bahwa isu komunikasi adalah merupakan hal yang luar biasa, karena elemen dan fakta yang ada disekitar dan ditengah masyarakat tidak pernah terselesaikan, sehingga ilmu komunikasi memiliki tantangan untuk menjawab hal ini.
“Isu-isu komunikasi menjadi hal yang luar biasa, karena streotype-streotype di sekitar kita, ditengah masyarakat tidak pernah diselesaikan, seperti masalah keagamaan yang ada dari zaman orde baru sampai sekarang belum mempunyai solusi dan mendapat penyelesaian yang konkrit” jelas peneliti senior Pimpinan Pusat Aisyiyah (PP Aisyiyah). (Shidqi)