Pada umumnya gerakan mahasiswa dari dulu hingga sekarang telah mengalami pasang surut dalam menyikapi realitas-realitas sosial yang terjadi di masyarakat. Akibat perubahan dari zaman ke zaman yang tidak dapat diindahkan. Berangkat dari hal tersebut gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) cabang Bulaksumur Karangmalang (BSKM) menyelenggarakan “Malam Refleksi 54 Tahun IMM” pada Jum’at (24/02) di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengevaluasi dedikasi IMM selama ini serta menjaga marwah spirit bermuhammadiyah.
Dr. Ir. Gunawan Budiyanto selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyampaikan bahwa IMM harus bisa menjadi pelopor, eksekutor dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah. “IMM merupakan anggota masyarakat ilmiah yang cerdas dalam berfikir, berpendapat serta bertindak dalam struktur sosial. Selain itu jika kita renungkan, IMM sebagai kantong kader kepemimpinan baik dalam tatanan pemerintahan atau menjadi tokoh yang memiliki pengaruh besar terhadap kemaslahatan umat. Maka aset calon pemimpin ini harus dirawat dengan cara menjaga dan mempertahankan ideologi-ideologi Muhammadiyah,” papar Gunawan yang juga merupakan kader IMM di masanya.
Gunawan juga menambahkan bahwa yang menjadi dasar gerakan Muhammadiyah adalah dari Surah Al-Ma’un dengan menganjurkan agar umat muslim memperhatikan masyarakat yang terbelakang, tertindas, dan masyarakat pra-sejahtera. “Kita patut menjiwai Surah Al-Ma’un ini, agar kita bisa bertindak sesuai yang telah dicontohkan oleh K.H Ahmad Dahlan. Selain itu yang menjadi acuan Muhammadiyah adalah Surah Al-Ashr yaitu tidak hanya berfokus menyantuni anak yatim akan tetapi kita harus istiqomah terhadap setiap proses untuk mewujudkan karakter kepemimpinan. Maka dari itu Muhammadiyah dan IMM tidak boleh kehilangan relevansinya dengan kondisi saat ini, serta harus mampu merumuskan Islam berkemajuan sehingga Muhammadiyah lebih responsif, relevan dengan tuntutan dan perkembangan zaman,” tandasnya.
Hal senada disampaikan oleh Muh Taufik Arahman, S.I.P selaku Inisiator dan ketua cabang IMM BSKM periode 2004-2006. Ia menuturkan bahwa sebuah organisasi berada di dalam kebiasaan yang dinamis dan IMM tidak boleh diam saja, tetapi harus mampu dan aktif mewarnai nilai-nilai keislaman yang lebih mapan. “IMM juga harus bisa menganalisis fenomena saat ini agar dapat menghadirkan solusi baru. Sehingga akan menjadi nilai keilmuan yang luas dan bisa dikonversi menjadi satu kekuatan untuk memperjuangkan persyarikatan. Maka dari itu saya menekankan IMM perlu membangun link and match, yang memiliki keahlian dan persyarikatan juga memiliki ruang gerak yang lebih luas,” imbuhnya. (Sumali)