Berita

Indonesia 7 Summits Gelar Road Show di UMY

(Dari kiri ke kanan) Galih Dori Kora, Ardesir Ya​ftebbi dan Nurhuda saat menjadi pembicara dalam acara road show Indonesia 7 Summits Expedition.
(Dari kiri ke kanan) Galih Dori Kora, Ardesir Ya​ftebbi dan Nurhuda saat menjadi pembicara dalam acara road show Indonesia 7 Summits Expedition.

Indonesia berhasil menaklukan 7 puncak tertinggi di dunia pada tahun 2012 lalu, hal tersebut sebagai upaya mengharumkan nama bangsa agar sejajar dengan Negara-negara lain di dunia, yang telah lebih dulu menaklukan gunung-gunung tertinggi di dunia. Perjuangan selama kurang lebih 2,5 tahun berhasil mengibarkan bendera merah putih di atas 7 puncak tertinggi di 7 benua.

Hal itulah yang disampaikan oleh Galih Dori Kora, anggota pegiat alam bebas Wanadri (Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung) yang berhasil menaklukan puncak gunung Everest dengan ketinggian 8850 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada tahun 1999. Galih Dori Kora sebagai moderator dalam acara road show tim Indonesia 7 Summits Expeditions yang berhasil menyelesaikan misi pendakian di 7 puncak tertinggi di 7 Benua. Kegiatan road show yang diadakan bertempat di Ruang Sidang AR. Fachruddin B Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terselenggara berkat kerjasama antara Indonesia 7 Summits dan Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) UMY, Sabtu (7/3).

“Seven summits ini berawal dari mimpi 6 orang anak muda. Mereka juga masih mahasiswa pada saat itu sama seperti yang hadir di sini, yang gemar mendaki gunung tapi belum berpengalaman dalam hal pendakian. Tapi berani berkomitment untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia di atas 7 puncak tertinggi di 7 benua, agar bangsa Indonesia yang kita cintai mampu sejajar dengan bangsa-bangsa lain, dan Alhamdulilah kita berhasil mengibarkan merah putih di puncak tertinggi di 7 benua,” ujar Galih.

Pernyataan Galih mengantarkan ketua tim Indonesia 7 Summits Expedition Ardesir Yaftebi beserta anggotanya Nurhuda yang menjadi Pembicara utama dalam acara Road Show yang digelar dihadapan sedikitnya 300 Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) dari berbagai daerah yang sengaja datang ke UMY untuk menghadiri kegiatan tersebut.

Ardesir Yaftebi mengungkapkan bahwa perjalanan mendaki 7 puncak tertinggi di 7 benua bukanlah suatu hal yang mudah bagi pihaknya. Karena dibutuhkan komitmen dalam menyiapkan pendakian dan kerja keras dalam mencapai target tujuan. Pihaknya juga mengatakan bahwa pendakian 7 puncak tertinggi yang telah sukses dilalui oleh timnya adalah bagian dari semangat kebangsaan dan dukungan dari segenap pihak yang berani membiayai timnya untuk mengibarkan bendera merah putih di 7 puncak tertinggi tersebut.

“Walaupun kini kami telah berhasil menaklukan pendakian, tapi perlu saya sampaikan bahwa hal itu tidaklah mudah. Banyak pihak sponsor yang berani mengeluarkan biaya besar hingga mencapai 12 miliar lebih untuk ekpedisi tersebut, untuk menyumbang terhadap upaya mengharumkan nama bangsa. Namun kami di sini yang tidak memiliki dana sebesar itu, yang kami miliki hanya diri kami, maka kami ikhlas nyawa kami menjadi taruhannya agar Indonesia berada di puncak-puncak tertinggi di dunia,” ujar pendaki asal kabupaten Biereun, Provinsi Aceh ini.

Senada dengan Ardesir, Nurhuda menjelaskan, taruhan nyawa dalam pendakian dirasakan olehnya ketika mendaki gunung Everest dengan ketinggian di atas 6000 mdpl. Pada saat itu ditemukannya mayat-mayat pendaki yang berusia bulanan bahkan tahunan yang tergeletak di sepanjang jalur pendakian menuju puncak Everest.

“Pada saat itu banyak kami lihat mayat-mayat pendaki yang sudah berusia bulanan dan tahunan, disepanjang jalur pendakian di atas 6000. Ya memang sulit dievakuasi karena ketinggian dan cuacanya yang ekstrim, di situ kami rasakan ketakutan akan nasib itu terjadi kepada kami. Tapi Alhamdulilah kami berhasil sampai puncak dan pulang dengan selamat,” ujar pendaki asal Tanggerang ini.

Selain itu, menurut Nurhuda, kegiatan road show yang digelar pihaknya menjadi penting. Karena kegiatan tersebut sebagai wadah untuk meyebarkan informasi terkait pengalaman yang di alami oleh timnya, sekaligus menjadi penyemangat bagi peserta agar terus menggapai keinginan untuk bisa menaklukan puncak-puncak tertinggi di lainya di dunia.

“Minimal saya berharap kegiatan road show ini menjadi wadah penyemangat bagi kita. Selain itu pengalaman yang kami rasakan agar teman-teman juga merasakannya, misalnya seperti pengalaman yang tidak bisa kita dapatkan di gunung-gunung di Indonesia, seperti menggunakan alat-alat yang hanya berguna ketika kita mendaki di suhu udara yang sangat dingin, atau ketika kita mendaki di gunung yang memiliki tingkat oksigen yang sangat tipis maka kita harus menggunakan tabung oksigen. Di Indonesia hal itu tidak terjadi, dan pengalaman-pengalaman lainnya dari kami semoga bisa bermanfaat,” jelasnya.

7 Puncak gunung tertinggi yang berhasil di taklukan oleh Tim Indonesia 7 Summits Expeditions diantaranya adalah puncak gunung Everest di Nepal dengan ketinggian 8850 mdpl dengan jumlah ketipisan oksigen 33% dan lama pendakian 70 hari. Puncak gunung Vinson Masif di Antartika Kutub Selatan dengan ketinggian 4897 mdpl dengan jumlah oksigen 58% lama pendakian 21 hari. Puncak gunung Denali di Amerika Utara dengan ketinggian 6194 mdpl dengan jumlah oksigen 47% dan lama pendakian 21 hari dengan suhu mencapai -83 derajat selsius. Puncak gunung Aconcagua di Argentina dengan ketinggian 6962 mdpl dengan level oksigen 43% dan lama pendakian 14 hari. Puncak gunung Elbrus di Rusia dengan ketinggian 5642 mdpl sedangkan level oksigen 51% dengan lama pendakian 6 hari. Puncak gunung Kilimanjaro di Tanzania Afrika dengan ketinggian 5892 mdpl dan lama pendakian 7 hari. D​an yang terendah adalah puncak gunung Kartens Piramid di Papua Indonesia dengan ketinggian 5.030 mdpl dan merupakan puncak gunung tertinggi di Indonesia yang juga memiliki padang salju (glister) dan satu-satunya puncak gunung tertinggi di Indonesia yang ditutupi es.

Road show Indonesia 7 Summits yang beranggotakan 6 pendaki yaitu Ardeshir Yafftebi (ketua tim), Fajri Al-Luthfi, Iwan Irawan, Martin Rimbawan, Nurhuda, Gina Afriani  (anggota tim). Setelah Yogyakarta yang diwakili oleh UMY, rencananya pada 14 Maret mendatang akan menggelar road show yang sama di Surabaya bertempat di Universitas Airlangga Surabaya, dengan tema yang sama. (Shidqi)