Berita

Indonesia Harus Mampu Kembangkan Teknologi Roket Secara Mandiri

Penguasaan teknologi roket Indonesia masih berada sangat jauh di bawah negara maju, khususnya Eropa. Oleh sebab itu Indonesia harus mampu mengembangkan teknologi roket secara mandari karena negara maju cenderung pelit untuk membagi ilmunya.
 
Ari Sugeng Budiyanta, Kepala Pusat Teknologi Penerabangan LAPAN menyebutkan, teknologi roket tidak mudah untuk dikuasai lantaran berteknologi sangat tinggi dan mahal. Hal tersebut kian sulit lantaran teknologinya bersifat tertutup, dimana negara yang telah menguasai teknologi itu tidak mau begitu saja membagi ilmunya.
 
 “Teknologi peroketan itu teknologi yang sangat tinggi dan sulit, teknologinya sangat tertutup tidak gampang dicari di luar seperti teknologi penerbangan lain. Teknologi roket kurang dibuka oleh negara maju,” ungkap Ari di sela-sela acara Workshop Kompetisi Muatan Roket dan Roket Indonesia (KOMURINDO) yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa (15/4).
 
Sehingga menurutnya Indonesia harus mampu bangkit sendiri dalam bidang tersebut dengan ahli-ahli dari Indonesia. Ia menuturkan, hal itu harus dapat dilakukan Indonesia karena tidak semua negara maju bersedia untuk diajak bekerjasama dalam bidang tersebut. Negara maju lanjutnya, tidak akan serta merta mau menyerahkan ilmu roketnya ke Indonesia begitu saja. “Mau tidak mau kita harus bangkit sendiri, sulit untuk mengharapkan negara lain untuk memberikan training ​bagi negara berkembang seperti Indonesia,” sambungnya.
 
Ari menandaskan, meskipun berat, namun penguasaan itu sangat penting bagi negara manapun seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat saat ini. Tak terkecuali bagi Indonesia juga harus mampu untuk menguasai teknologi roket, sebab memiliki banyak manfaat, seperti untuk meluncurkan satelit komunikasi sipil maupun untuk kepentingan pertahanan negara. Namun ia menilai hal itu masih sangat jauh karena saat ini Indonesia belum mampu untuk meluncurkan satelit secara mandiri dan harus menumpang kepada negara lain. “Meluncurkan satelit sendiri masih sangat jauh,” imbuhnya.
Ia menuturkan, LAPAN memiliki cita-cita untuk dapat meluncurkan roket pengorbit satelit dan membantu pemenuhan kebutuhan persenjataan TNI. Oleh karena itu pihaknya sangat mengapresiasi gelaran KOMURINDO dan KOMBAT yang digelar oleh DIKTI di UMY. Ia berharap kompetisi tersebut dapat menumbuhkan kecintaan generasi muda khususnya mahasiswa dalam dunia roket. Sehingga kedepan para calon ahli roket tersebut dapat mempercepat perwujudan cita-cita LAPAN. (Lalu)