UKM Teater Tangga UMY kembali mementaskan karya terbarunya yang berjudul “Ssst..Ups!” di Auditorium IFI Lembaga Indonesia Prancis (LIP), Jumat malam (3/5). Karya ini merupakan karya Bade Riswandi yang diadaptasi naskahnya oleh Teater Tangga. Selain itu, karya tersebut direncanakan juga akan kembali ditampilkan pada hari ini, Sabtu (4/5). Pementasan karya Bade Riswandi yang dikemas dalam bentuk komedi ini juga merupakan bentuk komitmen Teater Tangga agar bisa terus berkarya.
Para pemain seperti Fery Harmas yang berperan sebagai Mimpi, Iradat S Ungkai sebagai Madenda, Divo Faletehan sebagai orang gila, memukau para penonton yang datang. Naskah “Ssst..Ups! diadaptasi dan disutradarai oleh Iradat Ungkai M, menceritakan permasalahan sosial politik di Indonesia. Genre komedi kental terlihat di sepanjang pertunjukkan lewat obrolan-obrolan kritis dan acting para aktor.
Azaro Verdo Nuary, selaku ketua Teater Tangga menyatakan, bahwa ia bersama teman-temannya memang telah merencanakan untuk menggelar pertunjukkan pada bulan Juni ini. “Kami memang sudah merencanakan membuat suatu pagelaran di bulan ini, akhirnya kita memutuskan naskah “Ssst..Ups!” ini yang kami bawakan. Proses persiapan untuk pementasan ini sudah sejak 2,5 bulan yang lalu hingga sekarang,” ungkapnya.
Azaro melanjutkan, naskah tersebut memang juga sudah banyak diadaptasi. ”Di dalam naskah ini juga banyak membawa pesan-pesan sosial, pendidikan, moral serta politik, jadi kami ringkas pesan-pesan yang besar itu jadi suatu hiburan yang ringan. Kita berusaha agar penonton bisa membaca pesan yang disampaikan namun tetap terhibur,” ujarnya.
Dengan proses yang singkat ini, total persiapan dan pementasan 2,5 bulan, teater tangga ingin terus berkarya setelah show terakhir mereka terakhir pada akhir tahun 2015 lalu yang berjudul “MACBETH” di Jakarta. “Tujuannnya karena kami ingin tetap berkreasi, setelah kegiatan kami yang panjang yang memakan waktu 8 bulan (proses produksi “Macbeth”) di Jakarta, sehingga kami mencoba proses yang lebih singkat dengan menampilkan show ini. Hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi kami dengan waktu hanya total 2,5 bulan untuk merangkai dan mempersiapkan sebuah pementasan. Lebih lanjut lagi kami juga dalam proses belajar dalam berkarya. Kami menjaga Teater Tangga agar terus berkarya,” jelasnya.