Internasional Emergency Nursing Camp (IENC) sudah memasuki tahun ke 7 sejak pertama kali diusung pada tahun 2010 oleh Nursing Care Club (NCC) Emergency Keluarga Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FKIK UMY). Berlangsung sejak 19-21 Juli 2024 di Rama Shinta Camping Ground Prambanan, kali ini, kegiatan IENC mengusung tema “compassionate crisis response: integrating spiritual principles in disaster management”
Dalam acara closing ceremony, Yuni Astuti, M.Kep., Ns.,SP.Kep.Mat, Dosen Prodi Ilmu Keperawatan UMY yang juga sekaligus menutup acara dengan resmi, mengatakan bahwa manajemen bencana merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia, Thailand, Filipina dan Malaysia.
“Kita mempunyai beban menajemen bencana, bagaimana kita melakukan, bagaimana kita mempersiapkan diri mulai dari pra hospital hingga di rumah sakit,” katanya.
Tidak hanya itu, penting juga menurut Yuni untuk mengetahui bagaimana memberikan bantuan psikologis dan bantuan spiritualitas bagi penyintas khususnya di lokasi bencana.
“Perlu untuk memperhatikan kondisi spiritual dan psikologis penyintas” ujarnya.
Sementara itu, Al Afik, Ns., M.Kep., Pembina NCC UMY menjelaskan bahwa kegiatan ini berfokus pada penanganan darurat terkait bencana.
“Tema camp kita setiap tahun memang selalu fokus pada tema emergency terkait dengan kebencanaan di semua sisi,” tandasnya.
Yang membedakan dengan tahun sebelumnya adalah penanaman integrasi spiritual yang menjadi fokus utamanya. Hal tersebut untuk memberikan pemahaman bahwa penanganan bencana tidak memandang agama dan setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan pertolongan.
“Kita punya kewajiban memperhatikan mereka secara spiritual dan ini gayung bersambut dengan persyarikatan Muhammadiyah yang mengeluarkan Fiqih kebencanaan. Sehingga korelasinya tema itu kita kaitkan dengan integrasi prinsip spiritual untuk penanggulangan bencana,” tutur anggota MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Centre) Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu.
Al Afik juga menambahkan bahwa kegiatan ini mencakup berbagai sesi praktis dan teori, seperti Basic Life Support (BLS), management posko, simulasi bencana, vertical rescue, horizontal rescue, dan lain-lain. Camp ini juga mendatangkan pemateri dari berbagai lembaga profesional seperti MDMC, Basarnas, BPBD DIY, pusat bantuan kesehatan dan dokter dari Rumah Sakit. Selain itu peserta camp ini berasal dari Filipina, Mesir, Malaysia, dan beberapa Universitas di Indonesia.
Al Afik berharap, ke depan, kegiatan ini bisa dikembangkan dan dibuka untuk umum serta melibatkan lintas jurusan. Sebab menurutnya, penanggulangan bencana adalah hal yang menarik dan penting untuk diketahui oleh setiap orang. Ia juga berharap agar materi-materi tentang penanggulangan bencana dapat menjadi kurikulum di prodi keperawatan UMY.
“Saya berharap kegiatan ini tidak hanya dimiliki oleh mahasiswa NCC atau figur-figur di Keperawatan saja. Dan kalau bisa mengusulkan, saya ingin ini bisa menjadi kurikulum di prodi keperawatan UMY,” pungkas Afik. (Mut)