Berita

International Model United Nations 2025 Resmi Digelar di UMY

International Model United Nations (IMUN) Indonesia 2025 resmi dibuka pada Jumat (21/2) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Agenda yang berkolaborasi dengan Program Studi Hubungan Internasional UMY ini merupakan konferensi internasional yang mempertemukan generasi muda dari berbagai penjuru dunia, untuk saling bertukar gagasan berdasarkan pengalaman dan latar belakang mereka. Sebagai simulasi akademik dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), IMUN Indonesia 2025 menjadi wadah bagi lebih dari 200 peserta untuk mempelajari metode diplomasi dan hubungan internasional dan upaya untuk menyelesaikan permasalahan global.

Mengangkat tagline “Where Your Voice Matters”, International Model United Nations Indonesia 2025 ingin menekankan kontribusi yang dapat diberikan oleh generasi muda dalam berkolaborasi dengan sesama delegasi. Secretary General dari IMUN Indonesia 2025, Hino Samuel Jose dalam sambutannya menyampaikan bahwa konferensi internasional seperti IMUN dapat menjadi kunci untuk memperluas wawasan yang dapat memberikan dampak bagi lingkungan akademis maupun profesional.

“IMUN Indonesia 2025 memiliki 6 Councils yang akan membahas beberapa topik, diantaranya adalah pemberdayaan wanita, kualitas pendidikan, kesehatan mental, serta pengembangan infrastruktur kesehatan di negara berkembang. Topik lain yang masih berkaitan dengan kebijakan strategis pemerintah Indonesia adalah ketahanan pangan, dan konferensi internasional ini juga akan berdiskusi bagaimana kebijakan dalam menjaga ketahanan pangan di tengah isu perubahan iklim yang terjadi,” ujar Hino di Ruang Sidang Gedung AR. Fakhrudin B lantai 5, Kampus Terpadu UMY.

UMY menyambut baik penyelenggaraan IMUN Indonesia 2025 di UMY sebagai stimulus paparan internasional bagi generasi muda, termasuk mahasiswa UMY. Prof. Faris Al-Fadhat, M.A., Ph.D. selaku Wakil Rektor UMY Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Al-Islam Kemuhammadiyahan mengatakan bahwa peran dari IMUN dalam membentuk karakter berdiplomasi dapat diimplementasikan dalam membentuk kebijakan negara di regional tertentu.

Ia mencontohkan bahwa apa yang terjadi di negara-negara Asia Tenggara yang memiliki beragam etnis dan negara, banyak diprediksikan akan terlibat konflik di wilayah tersebut pada awal abad ke-20 seperti yang terjadi di Eropa bagian selatan. Faris menegaskan, bahwa kedamaian yang bertahan di Asia Tenggara hingga saat ini adalah peran dari diplomasi dan kerja sama multilateral. Andil besar yang dimiliki oleh diplomat, menurut Faris dapat dipelajari dan tersimulasi dengan baik dalam agenda IMUN.

Latar belakang peserta yang mengikuti IMUN Indonesia 2025 sangat beragam, mulai dari siswa di tingkat SMA, mahasiswa perguruan tinggi hingga praktisi profesional. Shaik Ismail, seorang staf dari United Nations Department of Economic and Social Affairs pun terlihat antusias mengikuti kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari ke depan tersebut.“

Sebagai seorang pembelajar, saya ingin untuk dapat terus memperdalam ilmu saya, untuk mengembangkan kemampuan yang berguna dalam tugas saya. IMUN berperan penting dalam mempelajari proses pengambilan keputusan dan memperdalam keahlian analisis serta komunikasi,” pungkas Shaik. (ID)