Berita

Inti Pendidikan Terletak Pada Diri Sendiri


Inti masalah pendidikan terletak pada kemampuan seseorang dalam mengatasi persoalan dirinya sendiri. Kesadaran memahami konsep masalah pendidikan ini perlu tindak lanju demi membangun pendidikan di Indonesia. Salah satu cara adalah dengan melihat kemampuan para pengawas pendidik.

Demikian disampaikan Direktur Direktorat Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendidikan Islam kementerian Agama RI, Dr. H. M. Amin Haedari, M.Pd dalam kuliah umum yang diselenggarakan oleh Program Pasca Sarjana Manajemen Studi Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (MSI-UMY) bagi para mahasiswanya program beasiswa S2 Super visor  Pendidikan Agama Islam (SPAI). Kuliah umum ini bertempat di ruang kuliah Pasca Sarjana MSI UMY gedung AR. Fakhruddin A
lantai 4 Kampus terpadu UMY, Kamis (06/12).

Amin menjelaskan, persoalan pertama dalam pendidikan adalah persoalan yang terjadi pada diri kita sendiri. Kita tidak mampu mengahadapi dan menyelesaikan permasalahan yang ada, bahkan terhalang dengan kekurangan diri yang kita buat sendiri. “Ada orang yang memiliki kekurangan fisik tapi mampu berprestasi. Seharusnya, kita yang lebih sempurna fisiknya juga bisa berprestasi lebih baik. Semangat dan kemauan dari diri kita yang kurang ini yang harus diselesaikan terlebih dahulu, baru kita dapat menyelesaikan persoalan lain didepan kita,” jelasnya.

Karena itulah mengapa para pengawas atau super visor dituntut untuk memiliki kemampuan dan pengetahuan yang lebih tinggi satu tingkat atau dua kali lipat dari guru. “Karena Anda berada disitu, terlibat, mampu berbuat dan merubah semuanya dengan memberikan warna yang lebih baik dalam dunia pendidikan. Ini tugas Anda sebagai super visor,” papar Amin lagi kepada para peserta kuliah umum.

Amin juga memaparkan, super visor atau pengawas juga harus mengetahui perkembangan pendidikan di Indonesia. “Seperti kurikulum apa yang sedang berkembang saat ini, mata pelajaran yang bertambah, atau waktu pelajaran yang dikurangi. Hal ini penting bagi Anda untuk diketahui, diikuti dan juga mampu untuk menjelaskan mengapa hal itu terjadi,” paparnya lagi.

Amin juga mengharapkan agar tesis yang dihasilkan oleh para super visor ini nantinya bukan hanya semata mengenai pengaruh dan peran dalam pendidikan. Namun juga dapat menghasilkan sebuah produk atau instrumen. “Bagaimana nantinya produk atau instrumen itu bisa menilai pendidikan agama dari segala aspek. Aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, agar nantinya produk atau instrumen tersebut dapat digunakan dan dikembangkan oleh para
guru,” harapnya.

Di sisi lain, Direktur Program Pasca Sarjana UMY, Dr. Gunawan Budiyanto, MP, mengungkapkan bahwa program beasiswa SPAI yang telah berjalan selama dua tahun ini merupakan kerjasama UMY dengan Dirjen PAIS Kementerian Agama RI. “Ini adalah kepercayaan yang diberikan kepada kami. Dan semoga dengan adanya program ini dapat memberikan manfaat bagi kepentingan pendidikan, umat dan bangsa ini,” ungkapnya.