Berita

Iodium pengaruhi IQ anak dalam kandungan

Pemberian iodium pada ibu hamil akan meningkatkan skor Intellegence Quotient (IQ) pada anak yang dilahirkan. Hal ini berbeda apabila iodium diberikan kepada remaja mengingat remaja dimungkinkan telah mencapai pertumbuhan maksimal dari sel otak sehingga pemberian iodium inipun tidak mempengaruhi tingkat IQ.

Pemberian iodium pada ibu hamil akan meningkatkan skor Intellegence Quotient (IQ) pada anak yang dilahirkan. Hal ini berbeda apabila iodium diberikan kepada remaja mengingat remaja dimungkinkan telah mencapai pertumbuhan maksimal dari sel otak sehingga pemberian iodium inipun tidak mempengaruhi tingkat IQ.

Hal ini merupakan bagian dari hasil penelitian yang dilakukan tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK-UMY), Sofia Pranacipta, Aulia Rahmawati H, Ismy Dianty mengenai ‘Hubungan Kadar Ekskresi Iodium Urin (EIU) dengan Intelligence Quotient (IQ) pada Remaja di Daerah Endemik Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)’.

Menurut salah satu mahasiswa, Sofia Pranacipta kekurangan iodium pada ibu hamil dapat dapat menyebabkan bayi tumbuh dengan tubuh kerdil atau kretinisme, serta IQ rendah. “Bahkan juga dapat berakibat pada kematian janin dalam kandungan,”urainya di Kampus Terpadu UMY Kamis (16/9).

Namum, Sofia menuturkan, pemberian iodium yang berlebihan dapat menyebabkan resiko Iodium Induced Hyperthyroid (IIH) yang berakibat pada gangguan metabolisme tubuh. “Kelebihan iodium dapat mempengaruhi hormon tiroid yang berfungsi mengatur metabolisme tubuh. Jika metabolisme tubuh jelek maka sistem atau cara kerja tubuh juga tidak dapat berfungsi dengan baik. Selain itu dalam jangka panjang dapat meningkatkan resiko tiroiditis, hipertiroidisme dan goiter,”jelasnya.

Terkait dengan penelitian tersebut, mereka melakukan penghitungan kadar EIU. Dimana EIU merupakan merupakan petanda biokimia (biochemical marker). “Lebih dari 90% iodium tubuh dikeluarkan melalui urin. Dalam keadaan seimbang iodium yang masuk ke tubuh dianggap sama dengan yang diekskresikan lewat urin. Pemeriksaan urin dianggap menggambarkan masukan iodium.”ujarnya.

Ditambahkan Aulia Rahmawati H, penelitian dilakukan di daerah Lemah Dadi, Bantul dan Karangwuluh, Kulonprogo dimana masing-masing sebanyak 29 dan 30 remaja berusia 12-16 tahun.

“Daerah tersebut termasuk daerah endemik GAKI. Berdasarkan penelitian tersebut ditemukan bahwa kedua daerah tersebut terindikasi dengan kelebihan iodium tetapi hal tersebut tidak berpengaruh terhadap IQ. Hal ini disebabkan kurangnya asupan iodium pada saat responden masih dalam kandungan. Sehingga pemberian iodium akan sangat menentukan IQ seorang anak ketika diberikan kepada ibu hamil,“ tambahnya.

Sementara itu menurut Ismi Dianty, pada daerah endemik GAKI sebelumnya telah disosialisasikan oleh pemerintah mengenai penggunaan garam beriodium. Namun setelah jangka waktu tertentu penggunaan garam tersebut selanjutnya tidak ada penelitian apakah iodium masyarakat di daerah endemik GAKI tersebut telah terpenuhi atau belum.

Mereka berharap melalui penelitian tersebut dapat mengingatkan pemerintah agar memberikan perhatian lebih terhadap perkembangan status kecukupan asupan iodium di setiap daerah endemik GAKI agar penanganannya lebih tepat.