Berita

IPIEF Ajak Mahasiswa Bedah Buku The Theft of Nations

 

Krisis ekonomi yang terjadi dua puluh empat tahun silam pada tahun 1997 hingga 1998, mengakibatkan banyak sekali skenario-skenario tidak menyenangkan yang terjadi. Diantaranya; kompetisi ekonomi yang semakin meningkat mengakibatkan jam kerja bagi para pekerja yang ditekan semakin panjang, kebankrutan nasional, dan lain-lain. Tidak hanya terjadi di Malaysia, namun krisis ini terjadi di hampir seluruh negara termasuk Indonesia. Hal ini menjadi keprihatinan tersendiri sekaligus latar belakang dari Prof. Dr. Ahamed Kameel Mydin Meera, adjunct professor International Islamic University Malaysia (IIUM) dalam menulis buku The Theft of Nations.

Hal ini disampaikannya saat menjadi dosen tamu pada acara Kuliah Tamu yang diadakan oleh International Program of Islamic Economics and Finance (IPIEF) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Jum’at (09/04) kemarin. Kegiatan ini berlangsung secara daring (dalam jaringan) melalui platform Zoom Meeting.

Dalam kuliah yang digelar selama satu jam tersebut, Prof. Ahamed mengajak para mahasiswa untuk bersama-sama membedah kembali buku yang ia tulis. Masalah ekonomi yang melanda dunia bahkan dihadapi oleh negara sekelas Amerika Serikat. “Lalu, negara-negara berkembang sangat rentan oleh perintah dari negara maju, sehingga tidak jarang dari negara berkembang yang kehilangan kedaulatan mereka apalagi dengan fakta bahwa para pemimpin kerap kali tidak merepresentasikan rakyatnya. Hal-hal di atas terjadi secara tidak langsung karena telah tertanam dalam sistem keuangan dan moneter nasional dan internasional yang sangat flat,” jelasnya.

Lebih lanjut, Prof. Ahamed dalam bukunya juga memberikan saran untuk melakukan reformasi sistem keuangan yang dijelaskan secara rinci dalam monetary reform path. Salah satunya ialah menjadikan emas dan asset sebagai cadangan dari uang dan cryptocurrencies. (ays)