Berita

Jadi PT Pertama di Indonesia, Guru Besar UMY Blusukan ke SMA Bentuk Karakter Generasi Muda

Akses informasi yang semakin mudah tidak menjamin para generasi muda, khususnya siswa sekolah untuk mendapatkan wawasan di bidang pendidikan dan karir bagi masa depan mereka. Adanya celah ini, dipandang oleh Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof. Faris Al-Fadhat, M.A., Ph.D. sebagai akibat dari maraknya disinformasi yang mempengaruhi cara mereka memandang dan menerima pengetahuan. Melalui program kunjungan Guru Besar UMY ke berbagai SMA, Faris mengatakan akan ada interaksi dengan para siswa di SMA agar memiliki pemahaman dalam membentuk kepribadian yang siap menghadapi tantangan modern.

“Melalui program kunjungan ke berbagai SMA, kami di UMY ingin para siswa mendapatkan pemahaman agar dapat berfikir secara luas dan terbuka dalam mempersiapkan masa depan mereka, yang tentu akan berdampak baik bagi kemajuan Indonesia. Ini sekaligus menjadi kesempatan bagi para Guru Besar UMY untuk menyebarluaskan ilmu dengan lingkup lebih luas dan berdampak,” ujar Faris saat ditemui pada Rabu (21/8).

Kunjungan ini menjadi program terbaru dari UMY bertajuk ‘Professor Goes To School’ yang dapat mempersempit jarak antara para siswa dengan dosen dan Guru Besar dalam kegiatan pembelajaran. Selain mengajar dalam bidang keilmuan, kehadiran Guru Besar diantara para siswa SMA dapat memberikan wawasan atas keluasan ilmu untuk mempersiapkan masa depan. Wakil Rektor UMY bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK ini merasa bahwa sudah menjadi tugas bagi Guru Besar untuk tidak hanya berperan sebagai seorang pendidik, namun juga sebagai inspirasi bagi generasi muda.

Antusiasme atas inisiasi UMY disambut baik oleh berbagai SMA di wilayah DIY dan Jawa Tengah. Hingga saat ini, Guru Besar UMY telah mengunjungi 5 SMA diantaranya SMAN 1 Yogyakarta, SMAN 8 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, dan SMA Muhammadiyah 1 Klaten. Faris menyebutkan bahwa UMY yang saat ini menjadi Perguruan Tinggi Swasta dengan total Guru Besar terbanyak di DIY sejumlah 43 akan turut berperan dalam membimbing generasi muda untuk mempersiapkan dan menggali potensi diri, tidak menjadi generasi yang kurang percaya diri.

“Saya sendiri telah mengunjungi dan berinteraksi dengan para siswa di Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. Melihat langsung bagaimana pandangan mereka terhadap diri sendiri dan bangsa yang memiliki banyak aspirasi di masa depan. Salah satu tujuan yang juga ingin dicapai adalah mengubah stigma bahwa anak-anak muda generasi Z cenderung tidak percaya diri yang sebenarnya dapat diatasi dengan memahami potensi diri,” imbuhnya.

Menjadi perguruan tinggi pertama di Indonesia yang mengadakan program interaksi Guru Besar dengan siswa SMA, Faris berharap agar pesan dari UMY dapat tersampaikan bahwa tanggung jawab memupuk generasi muda termasuk kewajiban seluruh institusi pendidikan tinggi. Tugas utama dari dosen dan Guru Besar tidak hanya mengajar dan meneliti, namun juga memajukan pengetahuan untuk membangun bangsa. (ID)