Pentingnya bahasa inggris kini membuat orang-orang juga berlomba untuk belajar dan menguasai bahasa internasional tersebut. Namun dalam pembelajar bahasa inggris tersebut sering didapati kesalahan paradigma. Kesalahan yang sering terjadi di kalangan masyarakat Indonesia khususnya pelajar adalah menggunakan struktur bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu harus diubah paradigma para pembelajar tersebut yakni jangan menggunakan struktur bahasa indonesia ke dalam bahasa inggris.
Demikian diungkapkan oleh Endro Dwi Hatmanto, S.Pd, M.A, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PBI UMY) dalam diskusi terbatas terkait bukunya The Magic of Speaking English bertempat di Pusat Pelatihan Bahasa(PPB), Kampus Terpadu UMY, Selasa (24/8).
Ia pun menyontohkan penggunaan struktur bahasa Inggris yang salah, seperti “Kemarin kamu membeli apa?” dan ketika diubah kedalam bahasa Inggris menjadi ” yesterday you buy what?”. Hal ini diuraikan Endro, tentu saja salah berdasarkan gramatikal bahasa inggris.
Menurutnya, selain untuk mengubah paradigma yang salah tersebut, buku The Magic of Speaking English ini juga ia buat karena melihat selama ini para penulis buku bahasa inggris hanya menekankan pembelajaran pada penghapalan ekspresi tanpa memperhatikan konstruksi kalimatnya. “Kalau hanya menghapal ekspresi, pembelajar tidak akan produktif dalam berbicara karena terpaku pada ekspresi-ekspresi yang tertulis dalam buku bahasa inggris,”urainya.
Endro juga menjelaskan bahwa buku yang ia buat selama enam bulan tersebut merupakan buku yang disiapkan untuk tes International English Language Training System (IELTS) khususnya persiapan speaking. Saat ini, Skor IELTS merupakan salah satu persyaratan penting bagi seseorang yang hendak mendapatkan beasiswa belajar ke luar negeri. Sehingga perlu pembelajaran yang khusus untuk menghadapi tes IELTS tersebut. Salah satu ujian di IELTS yang dibahas dalam buku ini adalah diskusi tentang berbagai topik kemasyarakatan, politik, ekonomi, sejarah, sosial dan lain lain. Ia menambahkan, IELTS tidak lagi berada pada tataran ekspresi, maka menggunakan struktur dalam berbicara bahasa Inggris pun perlu ditingkatkan agar kemampuan berbicara Inggris pun juga semakin lancar.
Pengalaman Endro dalam mengajar selama ini menjadikannya tahu dan paham akan kelemahan mahasiswa dalam mempelajari bahasa Inggris. “Untuk menjembatani kondisi inilah, buku ini pun hadir untuk mencoba mencari solusinya,” jelasnya.