Jumlah populasi masyarakat yang secara signifikan terus meningkat berbanding lurus dengan pertambahan jumlah limbah padat. Sayangnya, permasalahan tersebut tidak dibarengi dengan pengelolaan yang optimal, sehingga berdasarkan data yang dihimpun World Bank menyebutkan bahwa limbah padat yang dihasilkan di beberapa wilayah dapat mencapai hingga lebih dari 2,5 kg per jumlah penduduk. Pembahasan yang dilakukan oleh Asosiasi Sains dan Teknologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (AST-PTMA) menyepakati perlunya sistem pengelolaan limbah padat menggunakan konsep ekonomi sirkular.
Hal tersebut dikemukakan dalam agenda Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) AST-PTMA pada Rabu (9/10) di Yogyakarta, dimana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berkesempatan untuk menjadi tuan rumah agenda tersebut. Dibarengi dengan Seminar Nasional Teknologi Terapan, Mohammad Bashir, Ph.D. selaku pembicara mengungkapkan bahwa pendekatan atas ekonomi sirkular dapat mengurangi dampak yang dihasilkan oleh limbah padat berlebih di bidang lingkungan hingga ekonomi.
“Perlu adanya integrasi antara tiga sektor, yaitu ekonomi, lingkungan dan masyarakat yang saling bergantung. Konsep ekonomi sirkular untuk diterapkan di wilayah urban adalah mengurangi konsumsi barang habis pakai dan mendaur ulang dengan memaksimalkan penggunaan energi terbarukan. Ini merupakan alternatif dari metabolisme yang banyak diterapkan saat ini, dimana konsumsi barang dan energi terjadi secara linear sehingga menghasilkan limbah dan polusi,” ujar Bashir.
Dosen di Central Queensland University, Australia ini menambahkan bahwa pergantian dari metabolisme dan ekonomi linear menjadi sirkular, merupakan komponen utama di wilayah urban yang padat penduduk untuk mencapai kota yang berkelanjutan. Penerapan konsep tersebut, menurutnya dapat menjamin penggunaan sumber daya dengan efisien serta mengurangi penimbunan limbah padat di lingkungan.
AST-PTMA sebagai asosiasi yang bergerak di pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan pengelolaan limbah padat sebagai salah satu perhatian utama yang mendesak saat ini. Adanya seminar nasional bertemakan ‘Lingkungan Berkelanjutan, Energi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Hijau untuk Society 5.0’ menjadi wadah bagi AST-PTMA untuk mengumpulkan ide serta gagasan dari banyak akademisi. Melalui konferensi internasional yang juga bagian dari Rakornas tahun ini, AST-PTMA berhasil mengumpulkan sebanyak 75 artikel ilmiah terkait teknologi terapan di sektor sustainability.
Wakil Rektor UMY bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Sukamta, M.T. IPU., ASEAN Eng. yang hadir dalam agenda tersebut menyampaikan pertemuan ini menjadi momen strategis untuk berkolaborasi dalam meningkatkan mutu dari target yang ingin dicapai oleh AST-PTMA. Adanya agenda berbalut riset ilmiah pun dipandang Sukamta sebagai strategi dalam pengembangan perguruan tinggi untuk memiliki SDM yang berkualitas.
“Organisasi apapun, tidak terbatas dalam bidangnya, dapat berkembang dengan optimal jika memiliki komitmen untuk memberdayakan SDM mereka. Komitmen ini juga yang menjadi tolok ukur untuk menentukan kesuksesan organisasi, dimana dalam perguruan tinggi, dosen-lah yang menjadi SDM utama dan dapat diberdayakan dengan adanya fasilitas untuk menghasilkan penelitian dan berkolaborasi dengan sesama akademisi. Apa yang dilakukan oleh AST-PTMA menjadi contoh nyata perwujudan organisasi yang dapat berkembang pesat,” pungkas Sukamta. (ID)