Job Fair UMY 2013 kerjasama UMY dan Disnakertrans yang telah berlangsung 4 hari sejak tanggal 8 hingga 11 Oktober 2013 di Sportorium UMY tidak hanya mempermudah job seeker dalam menemukan pekerjaan, namun juga dimeriahkan oleh bazar kewirausahaan mahasiswa UMY sebagai bentuk dukungan nyata UMY untuk memfasilitasi pengusaha muda. Dalam bazar kewirausahaan tersebut terdapat dagangan kuliner dan nonkuliner hasil ide kreatifitas mahasiswa UMY.
Ditemui disela-sela acara job fair, Sri Handari Wahyuningsih, SE., M,Si selaku Kepala Student Entrepreneur Business Incubator (SEBI) UMY menuturkan terdapat 75 kelompok pengusaha muda yang memamerkan dagangannya dalam acara job fair kali ini. Hal itu, menurut Handari, bertujuan untuk memberikan pengalaman bisnis secara langsung bagi para mahasiswa yang mulai terjun di dunia wirausaha. “Agar mereka melakukan demo produk dan pengalaman bisnis secara langsung sehingga mereka punya pengalaman dari fase produksi hingga distribusi,” katanya.
Selain untuk memasarkan produk, bazar kewirausahaan tersebut, lanjut Handari juga bertujuan untuk melakukan uji pasar dan uji produk. Selain itu para pengusaha muda itu juga dapat melakukan riset konsumen. “Setiap pembeli diwawancarai mengenai rasa dan penampilan produk mereka untuk dijadikan masukan,” ungkapnya.
Handari mengatakan, para pengusaha muda tersebut sangat antusias dalam menjadi pengusaha. Semangat mereka, lanjut Handari, juga didukung oleh kebijakan universitas yang berkomitmen untuk menciptakan lulusan yang siap berwirausaha dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan. “Semangat mereka bagus dan dukungan dari Universitas bagus karena berkomitmen mencipatakan lulusan yang siap berwirausaha,” lanjutnya.
Handari menilai program semacam ini akan terus dipertahankan untuk menguji keberanian mental serta trial and error para pengusaha muda itu. “ Pengusaha harus berani, mental mereka harus dilatih untuk membentuk karakter pengusaha yang baik karena menjadi pengusaha itu kalau nggak untung ya rugi,” tambahnya lagi.
Ia berharap lebih banyak lagi mahasiswa yang memilih menjadi pengusaha karena dapat meningkatkan kemandirian. “Jadi pengusaha dapat mendidik mereka untuk mandiri dan tidak menggantungkan diri terhadap lapangan kerja yang saat ini sedikit tapi mereka bisa ciptakan lapangan kerja.”
Hanif Nafiah dan Agni Nurhanifah mahasiswa agribisnis UMY angkatan 2012, salah
satu kelompok peserta yang mencoba inovasi dengan membuat donat “latah” yang terbuat dari labu kuning dan talok. Mereka memilih membuat donat dengan bahan dasar tersebut karena labu kuning dan talok mudah ditemukan. Selain itu, lanjut Hanif, labu kuning memiliki banyak manfaat seperti dapat mencegah kanker dan hypertensi. Sedangkan talok, papar Hanif mengandung vitamin C. “Bahan gampang ditemukan dan murah. “Labu kuning bisa beli dipasar, kalau talok petik sendiri dipinggir kampus juga ada,” jelasnya.
Kedepannya mereka berencana memasarkan prdouknya ke agrimart UMY dan bercita-cita memiliki kedai donatnya sendiri. Kedua mahasiswai tersebut mengaku bercita-cita menjadi pengusaha agar dapat menciptakan lapangan kerja di Indonesia. “Indonesia butuh pengusaha, presentase pengusaha sangat kecil. Jadi pengusaha biar bisa bantu ekonomi Negara dan juga nambah uang saku,” kata Hanif. (Lalu)