Gubernur DKI Jakarta, Joko “Jokowi” Widodo terus menjadi dominasi di berbagai survei elektabilitas calon presiden. Kali ini dalam survei “Persepsi Pemilih Pemula Terhadap Integritas Pemilu 2014” oleh tim dari Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang dipimpin oleh Ridho Al-Hamdi pada Kamis (26/12) kembali menunjukkan keterpilihan Jokowi sebagai idola calon presiden 2014.
Jokowi berada di posisi pertama dengan dukungan 57% responden survei yang melibatkan 900 pelajar berusia 17 tahun ke atas dari 42 Sekolah Menengah Atas di Yogyakarta itu. Hasil tersebut mengalahkan Sri Sultan Hamengku Buwono X berada di posisi kedua dengan 8,9% disusul Prabowo Subianto sebesar 6,3% dan Aburizal Bakrie sebanyak 5,1%, bahkan Megawati Ketua Umum PDIP yang mengusung Jokowi harus puas dengan presentasi 2,8%.
“Kesuksesan Jokowi dengan program blusukan sepertinya telah merebut hati banyak orang termasuk para pemilih pemula,” kata Ridho Al-Hamdi saat memaparkan hasil survei timnya di Ruang Sidang AR. Fachruddin A Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Selain pemaparan terpilihnya Jokowi sebagai calon presiden idola para pemilih pemula, dalam survei tersebut juga dijabarkan bahwa para pemilih pemula lebih menyukai presiden berdasarkan kredibilitasnya, bukan pada kepopuleran, agama, suku, kegantengan fisik bahkan pengaruh keluarga dan media massa.
Meskipun para responden mengakui bahwa televisi dan media cetak merupakan sumber informasi utama terkait pemilu, namun mereka masih memiliki media alternatif seperti media internet dan media sosial sebagai bahan referensi lainnya.
Turut hadir sebagai reviewer, Bambang Eka Cahya Widodo (Ketua Bawaslu 2009 – 2012) dan Hamdan Kurniawan (Ketua KPUD DIY) mengapresiasi hasil survei yang dilakukan tim prodi Ilmu Pemerintahan UMY karena dari hasil survei tersebut ada beberapa masukan kepada seluruh pemegang kebijakan dalam pemilu seperti KPU, Bawaslu dan lembaga independen termasuk partai polik untuk bisa memberikan pendidikan politik yang baik kepada generasi muda.
” Tugas tambahan bagi Bawaslu ialah mengawasi ketidakadilan kampanye parpol terutama di media massa seperti TV dan media cetak. Karena selain menggunakan iklan berberapa calon kandidat juga melakukan kampanye dalam peliputan dan penyiarannya, bahaya jika hanya dikuasai pemilik media,” kritik Bambang Eka Cahya Widodo.
Survei dilakukan dengan memberikan 37 pertanyaan tertutup dan 1 pertanyaan terbuka, menggunakan metode purposive sampling dengan melibatkan 900 pemilih pemula yang tersebar di 42 SMA se Provinsi DIY dengan pertimbangan faktor geografis (perkotaan, pedesaan, pedalaman), usia, jenis kelamin dan agama serta margin error 10%.