Anak bangsa Indonesia kini patut bangga, sebab Indonesia memiliki banyak prestasi dalam bidang apapun terutama dalam bidang robotic. Hal inilah yang kemudian banyak mahasiswa di Indonesia yang berlomba-lomba untuk ikut dan memeriahkan rangkaian acara KRI 2015 yang mulai berlangsung sejak hari ini. Berbagai macam persiapan pun sudah dilakukan UMY untuk menyambut peserta, juri, dan penonton. “Perlombaan dari masing-masing ini bukan hanya berhenti di tingkat nasional tapi sampai tingkat internasional. Dan nantinya para delegasi dari pemenang dari KRAI, KRPAI, KRSBI, dan KRSI ini akan dikirim untuk menjadi delegasi dari Indonesia di tingkat Internasional,“ jelas Dr. Ir. Endro Pitowarno, M.Eng selaku General Chairman KRI 2015 saat jumpa pers pada hari Kamis (11/6) di AR. Fachrudin A Lt.1 UMY.
Kontes Robot Indonesia ini bukan pelaksanaan yang pertama, karena jika dihitung dari sini sudah 13 kali KRI ini berlangsung, dimulai sejak tahun 2002. “Sebelum KRI, namanya itu KRN waktu itu dimulai dari tahun 1993, 1997, dan 1999. Ketika itu hanya 1 macam perlombaan saja. Kemudian, berkembang menjadi 4 macam robot yang akan dilombakan, yaitu KRAI, KRPAI, KRSBI, dan KRSI. Dari sepanjang sejarah yang ada di tingkat Internasional, Indonesia sudah 2 kali menduduki juara kedua dan pada tahun 2001 Indonesia menjadi juaranya. Alasan kami memilih UMY menjadi tuan rumah pun didorong dengan keikutsertaan tim UMY untuk bisa mengikuti Kontes Robot sebelumnya,“ terangnya.
Endro melanjutkan, karena pelaksanaan KRI 2015 ini nantinya akan dilanjutkan ke tingkat internasional, khususnya Kontes Robot ABU tingkat Internasional yang akan kembali digelar di UMY, tema yang diambil tahun ini pada KRAI adalah badminton. “Untuk itu pada hari minggu nanti kami akan kedatangan orang Jepang sebanyak 10 orang untuk bisa hadir pada babak final. Tahun ini tentunya menjadi tahun puncaknya Indonesia dalam menyelenggarakan Kontes Robot baik itu di tingkat Nasional maupun Internaisonal, “ tegasnya.
Sementara itu, untuk Kompetisi Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI), sekalipun baru berdiri 5 tahun terakhir ini, tapi prestasinya terus meningkat setiap tahunnya. Banyak inovasi-inovasi baru yang dikembangkan oleh anak muda bangsa dalam membuat robot sepak bola ini. “Bahkan prestasinya sampai di tingkat internasional. Jadi para peserta yang berhasil menjadi pemenang, nanti akan dikirim ke Jerman untuk bertanding di tingkat Internasional, seperti di tahun sebelumnya yang berhasil terlaksana di Brazil. Tahun lalu tim dari Indonesia berhasil masuk di babak penyisihan itu artinya Indonesia sudah mampu bersaing sampai babak penyisihan semi final. Ini juga sebagai bukti, kalau PSSI Indonesia dibekukan, maka untuk KRSBI tidak akan bisa dibekukan,“ imbuhnya.
Hal yang sama pun diungkapkan oleh Ir. Wahidin Wahab M.Sc. Ph.D selaku Ketua Dewan Juri KRI 2015, bahwa karena antusias mahasiswa maka setiap tahunnya terus berkembang. Awalnya hanya kontes ABU kemudian tahun 2004 berkembang ke pemadam api, tahun 2006 ditambahkan dengan seni, dan tahun 2008 kemudian berkembang lagi dengan sepak bola. “Karena kategori lombanya terus berkembang maka, tidak mungkin jika kita jadikan dalam satu tempat, akhirnya kami membuat kontes robot dengan terbagi menjadi 5 regional. Pada regional I di Sumatra dan tahun ini berlangsung di STMIK GI MDP Palembang, regional II di Universitas Budi Luhur, regional III di Universitas Semarang, regional IV di STIKOM Surabaya, dan Regional V di Politeknik Negeri Banjarmasin. Dari kelima pemenang tadi kemudian dikumpulkan untuk bertanding ditingkat Nasional dan pelaksanaannya di UMY. Kemudian pada KRAI akan dilanjutkan di tingkat Internasional dan pelaksanaannya di UMY juga, “ jelasnya.
Slamet Riyadi, ST., MT., Ph.D selaku Ketua Pelaksana KRI 2015 juga menjelaskan bahwa, total peserta dan dosen pendamping ada 394 orang. Namun itu belum termasuk dengan tim mekanik dan supporter dari masing-masing universitas. Hal ini juga yang menjadikan gelaran KRI 2015 ini meriah. Karena masing-masing tim berhasrat untuk mendukung masing-masing unversitas. “Selain itu, kami juga menyediakan ticketing untuk masyarakat umum dan siswa sekolah yang berniat untuk melihat perlombaan berlangsung. Tentunya KRI 2015 kali ini bukan hanya sekedar perlombaan tetapi bisa menjadi wisata teknologi untuk semua orang. Antusias dari masyarakat umum dan siswa pun dapat dilihat dari 3000 tiket yang disediakan sampai hari ini 2/3nya sudah terjual, “ ujarnya.
Pada jumpa pers tersebut Prof. Bambang Cipto, MA selaku Rektor UMY juga mengungkapkan rasa bangganya karena UMY bisa menjadi tuan rumah KRI 2015. “Pelaksanaan ini menjadi amanah yang sangat penting bagi UMY untuk bisa menyukseskan acara KRI ini. Tentu hal ini juga menjadi kehormatan besar bagi kami bisa dipercaya oleh Dikti untuk menjadi tuan rumah. Apalagi penyelenggaraan Kompetisi Robot ini bukan hanya berhenti di nasional saja namun hingga internasional khususnya pada bidang KRAI,“ ungkapnya. (ica)