Loyalitas seorang jurnalis harus berpihak kepada masyarakat bukan kepada para pemilik media dimana seorang jurnalis bekerja. Hal ini karena salah satu fungsi jurnalis sendiri sebagai media informasi yangdengan jujur dan benar menyampaikan fakta kepada masyarakat.
Demikian disampaikan oleh Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta Hendrawan Setiawan dalam acara Seminar Nasional Peringatan Hari Kebebasan Pers Dunia yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan dan Pers Mahasiswa (LPPM) Nuansa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Sabtu (04/05) di Ruang Sidang AR. Fakhruddin B lantai 5 Kampus Terpadu UMY. Hadir pula sebagai narasumber lain pembaca berita salah satu stasiun TV Nasional Ryan Wiedaryanto dalam seminar ini.
Hendrawan menjelaskan bahwa selain sebagai media informasi jurnalis juga berfungsi sebagai pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. “Fungsi terakhir inilah yang membuat pers menjadi salah satu pilar demokrasi sebuah negara. Sebuah negara bisa dikatakan demokrasi apabila adanya kebebasan pers didalamnya,” jelasnya.
Saat ini, lanjut ketua AJI Yogyakarta ini pers di Indonesia masih jauh dari kata bebas. “Pasalnya, kebanyakan media nasional dikuasai oleh kepentingan-kepentingan para pemiliknya. Sehingga itu yang membuat beberapa media yang ada saat ini berjalan sesuai dengan keinginan pemiliknya,” lanjutnya.
Selain itu, Hendrawan menuturkan bahwa sebelum era reformasi peran media swasta memang sangat penting bagi kebebasan pers di Indonesia. “Hal ini dikarenakan media swasta tersebut menjadi pembanding dari media pemerintah sehingga media swasta pada saat itu memiliki peran yang sangat besar,” tuturnya.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, media saat ini sangat dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan lain. “Jika tidak politik pastilah kepentingan ekonomi,” pungkasnya.
Disisi lain, Ryan Wiedaryanto memaparkan bahwa pengaruh kepentingan para pemilik media masa itu sangat besar. “Selama saya terjun di dunia jurnalis, terkadang kita memang harus mengorbankan ideologi kita demi ideologi instansi dimana kita bekerja,” paparnya.
Ryan juga menegaskan bahwa hal yang perlu digaris bawahi dalam aksi memperingati hari kebebasan pers internasional juga bagaimana menjadi jurnalis yang sesuai dengan kode etik yang ada. “Setiap manusia memiliki hak, jurnalis memiliki hak untuk bertanya kepada narasumber namun narasumber juga memiliki hak untuk menolak jurnalis tersebut. Dengan kata lain kita harus bisa membedakan kebebasan yang seperti apa terlebih dahulu,” tegasnya.