Berita

Jusuf Kalla : Pengembangan BMT Kini Lebih Banyak Tantangan

Baitul Mal wa-Tamwil (BMT) sebagai salah satu pilihan masyarakat terkait lembaga keuangan berbasis syariah saat ini menghadapi tantangan yang lebih besar. Pasalnya, perkembangan lembaga keuangan dalam bentuk lain juga mengalami perkembangan yang signifikan terutama pada hal jumlah.

Demikian disampaikan Tokoh Entrepreneur yang juga mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat meresmikan Baitul Mal wa-Tamwil Universitas Muhammadiyah Yogykarta (BMT UMY), Senin (16/5) sore di Gedung AR Fahrudin B Lantai Dasar Kampus Terpadu UMY.

Jusuf Kalla menjelaskan, saat ini BMT menghadapi berbagai tantangan, salah satunya dengan banyaknya pilihan lembaga keuangan yang menawarkan pembiayaan dan aktivitas keuangan lainnya. Banyaknya pilihan ini menjadikan BMT memiliki kompetisi ketat dalam mengembangkan usahanya. “Akses masyarakat terhadap upaya memperoleh sumber dana semakin mudah dan banyak pilihan. Tidak seperti saat awal munculnya sejumlah BMT di Indonesia, saat ini muncul pilihan lain misalnya bank-bank syariah,” terang Jusuf Kalla.

Mudahmya akses ini diperoleh masyarakat juga dicontohkan Jusuf Kalla dengan menjamurnya Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di setiap ruas jalan. Ia juga menjelaskan tantangan lain di mana lembaga syariah seperti BMT dalam skala yang lebih kecil akan menghabiskan ongkos administrasi yang lebih besar daripada misalnya bank-bank syariah. Akibatnya, penawaran yang diberikan kepada nasabah menjadi lebih mahal. “Dalam hal ini kemampuan mengelola para penguruslah yang diuji sehingga mendapatkan kepercayaan di tengah-tengah persaingan”, jelasnya.

Senada dengan Jusuf Kalla, Kepala Dinas Koperasi Provinsi DIY, Astungkoro, mengharapakan, ke depannya BMT UMY dapat menjadi sebuah badan hukum yang legal. Hal ini dimaksudkan agar BMT UMY memperoleh akses lebih mudah misalnya dalam mendapatkan sumber dana.

Astungkoro juga mengharapkan BMT UMY dikembangkan dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat transparan. BMT UMY diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi lembaga semacam BMT lain. “Di UMY misalnya, diharapkan dapan memberikan kemudahan modal keuangan bagi UMKM, atau mahasiswa yang mencoba peruntunagn sebagai entepreneur baru” terangnya.

Adapun BMT UMY memberikan tiga bentuk produk pembiayaan meliputi Murabahah, Musyarakah, dan Ijarah. Murabahah adalah produk pembiayaan dengan prinsip jual beli untuk memenuhi kebutuhan barang konsumtif dengan pembayaran tangguhan. Musyarakah dilakukan dengan prinsip bagi hasil, sedangkan Ijarah dilakukan dengan prinsip sewa-menyewa.

BMT UMY juga menyediakan produk simpanan dalam berbagai bentuk, yaitu simpanan Mudharabah, Simpanan Mudharabah berjangka, simpana Haji/umroh, simpanan pendidikan, simpanah qurban dan aqiqah, dan simpanan Walimah atau perencanaan pernikahan denagn nisbah bagi hasil yang bervariasi.

Sementara itu, Ketua Pengurus BMT UMY, Misbahul Anwar, M.Si mengungkapkan BMT mampu menjadi lembaga pemberdayaan bagi masyarakat luas, khususnya pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Hal ini lantaran melihat banyaknya potensi masyarakat ekonomi kecil yang belum terfasilitasi dalam pengelolaan bisnis yang mereka geluti, salah satunya terkait bidang finansial. “BMT telah menjadi mitra bagi para pelaku UKM dan UMKM dalam peningkatan bisnis mereka,” terang Misbahul.

Selain itu, Misbahul juga mengungkapkan jika pemberdayaan pelaku UKM dan UMKM yang diupayakan BMT tidak hanya sekadar pembiayaan atau simpan pinjam, namun juga pembinaan mengenai aspek manajerial sehingga para pelaku ekonomi kecil tersebut memiliki kontribusi mengenai pengelolaan bisnis. “Bagi mahasiswa, BMT diharapkan mampu menjadi laboratorium hidup yang memberikan contoh bagi pengembangan lembaga keuangan Syariah,” jelasnya.

Pemagangan yang dilakukan mahasiswa di BMT juga diharapkan menjadi bekal ketika mereka lulus dari perkuliahan sehingga upaya ini semakin mengembangkan kemampuan mereka dalam mengelola lembaga keuangan yang pada akhirnya mendukung kebangkitan ekonomi Syariah lebih luas.

Lebih lanjut, Misbahul menyatakan jika lembaga Syariah memiliki potensi yang sangat besar mengingat populasi di Indonesia yang besar, termasuk masih kuatnya kultur gotong royong yang juga menjadi semangat BMT.

Dalam pembukaan BMT UMY tersebut, hadir pula Walikota Yogyakarta Herry Zudianto dan Bupati Sleman Sri Purnomo.