Kelompok Studi Pasar Modal Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (KSPM UMY) berhasil mengalahkan 42 universitas se Indonesia dalam ajang Kompetisi Online Trading 2017. Kompetisi yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Analis Efek Universitas MH Thamrin Jakarta tersebut, Tim UMY berhasil meraih juara 2 dari 43 Universitas. Adapun peserta yang tergabung dalam Tim UMY tersebut yaitu Eko Wukagani Zurdona Prastyo selaku ketua KSPM UMY, Rudi D. Amrianto, Fajar Kurniawan yang ketiganya dari prodi Ilmu Ekonomi angkatan 2014, Novian Bahar dari prodi Manajemen angkatan 2014, Nalendra dari D3 Akuntansi Terapan, serta Raihan Nadhir dari prodi Ilmu Hubungan Internasional angkatan 2015.
“Alhamdulillah, kami berhasil meraih juara dua di kandang macannya sendiri, mengingat Universitas AKA Thamrin Jakarta ini merupakan Universitas yang memiliki prodi khusus bagian analis bursa efek. Jadi mahasiswa di sana dituntut menjadi spesialisasi analis efek pasar modal yang menjadi persyaratan wajib lulus ujian standar profesi pasar modal. Sehingga jika ada kompetisi-kompetisi pasar modal, mereka yang selalu mendapatkan juara. Rata-rata AKA Thamrin pada kompetisi ini mendapatkan 10 besar. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami,” ungkap Rudi saat diwawancarai di Kantor Biro Humas dan Protokol UMY, Sabtu (25/2).
Kompetisi tahunan yang mengusung tema ”Learning By Trading To Encance Your Skill” dan diikuti sebanyak 400 peserta tersebut, Rudi mengatakan lebih lanjut bahwa pada kompetisi tersebut terdapat peraturan perdagangan yang harus ditaati oleh peserta. Sementara dalam melakukan investasi maupun transaksi saham harus memahami kondisi pasar global. “Pada kompetisi trading ini menggunakan aplikasi virtual yang didukung oleh virtual engine trading dari pihak sponsor. Setiap peserta diberi dana awal untuk virtual trading sebesar 200 juta dengan saham yang dapat di transaksikan hanya saham yang terdaftar di LQ 45. Tantangannya pernah yang naik hanya 2 saham, sedangkan 43 sahamnya turun,” paparnya.
Rudi menambahkan, kompetisi online yang berlangsung pada 16 Januari hingga 10 Februari 2017 tersebut, peserta wajib melakukan transaksi minimal 20 kali selama periode kompetisi. Sementara pemenang ditentukan dengan jumlah profit terbanyak. “Dari 200 juta dana untuk virtual trading ini siapa yang profitnya paling tinggi selama 1 bulan yang artinya hanya 20 hari pada hari kerja, maka mereka lah yang menjadi pemenang. Dan Alhamdulillah di akhir periode kompetisi, totalnya menyentuh angka 243.814.300. Jadi kami mendapatkan profit hampir 44 juta. Sementara juara I mendapatkan profit 45.679.200 sedangkan juara III 31.788.900, keduanya (juara I dan III, red) dari Universitas AKA Thamrin. Insya Allah pada 10 Maret nanti kami ke Jakarta untuk menerima penghargaan,” ujarnya.
Sementara itu di kesempatan yang sama, Eko mengungkapkan bahwa kompetisi tersebut menjadi salah satu langkah untuk membangun generasi muda yang cerdas dan bijak dalam berinvestasi. “Permasalahan di Indonesia saat ini dari total jumlah penduduk sebanyak 250 juta, kita hanya menyentuh 550 ribu orang saja untuk terjun di pasar modal, termasuk investor-investor besar. Jadi Indonesia masih di bawah 1 persen dari total populasi. Dengan adanya acara ini berguna untuk mendorong generasi muda dan masyarakat umum agar mereka dapat berkonstribusi. Selain itu mendukung juga dari bursa efek Indonesia untuk menanam saham. Jadi kita tidak hanya mengkonsumsi saja, tapi kita bisa menabung atau memiliki perusahaan dari saham yang kita punya,” ungkapnya
Keberhasilan Tim UMY yang tidak luput dari Iskandar Bukhari selaku dosen sekaligus pembimbing, Eko berharap keberhasilan tidak berhenti di kompetisi tersebut. “Dalam setahun KSPM telah mengikuti 3 kali kompetisi pasar modal. Pada kompetisi ini kami berhasil memperoleh juara. Semoga kedepannya kami bisa ikut berpartisipasi pada kompetisi yang serupa dan mampu mengharumkan nama kampus sendiri,” harapnya. (hv)