Berita

Kandang Jurang Doank Budayakan Menggambar sebagai Sarana Kemaslahatan Umat

Budaya menggambar merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak. Dengan menggambar pula, imajinasi seorang anak sebagai generasi masa depan umat akan lebih terbentuk. Musisi kawakan Dik Doank mengaplikasinya dalam bentuk “Kandang Jurang Doank” yang merupakan sarana pendidikan anak sekaligus sarana pengembangan kemaslahatan umat.

“Semangat menggambar merupakan bentuk dari semangat mencipta. Dengan begitu nantinya akan banyak penemuan baru yang dihasilkan anak negeri demi kemaslahatan umat”, ujar Dik Doank dalam acara Talkshow rangkaian Pengajian Ramadhan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang bertempat di Ruang Sidang Gedung AR Fachrudin B Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat (27/7).

Dik menjelaskan, Kandang Jurank Doank yang ia rintis pada tahun 1993 merupakan sarana pendidikan yang mengambil alam sebagai latarnya. Menurutnya, dengan berlatar alam, anak-anak mampu mengenali potensinya secara langsung untuk kemudian dikembangkan demi kemaslahatan umat. Metode belajar pada konsep ini menitikberatkan pada menggambar. “Gambar yang dilukiskan pun cukup dekat dengan alam seperti sawah, sungai, angin yang mendesau, lumpur berserta kerbau dan sebagainya. Hal ini memberikan pengalaman kepada anak agar turut menjaga alam seisinya yang merupakan ciptaan serta karunia dari Allah SWT” terangnya.

Semangat menggambar yang diaplikasikan pada Kandang Jurang Doank ini lanjut Dik bertujuan agar  bangsa ini tidak kering oleh ide dan kreativitas. Menggambar yang merupakan sebagai salahsatu bentuk dari seni mampu membuat setiap indvidu didunia ini memiliki akhlak yang mulia sekaligus lebih beriman kepada Sang Khalik.  “Dengan semangat menggambar, mari kita wujudkan bahwa bangsa Indonesia lebih dikenal sebagi bangsa pencipta bukan bangsa penjiplak”.

Lebih lanjut Dik menyesalkan bahwa budaya barat di satu sisi telah membutakan dan membuat anak bangsa terlena untuk berhenti menggambar. “Karena pengaruh barat melalui gadget berteknologi tinggi, anak usia sekolah di Indonesia jadi malas untuk menggambar. Fakta membuktikan bahwa makin sedikit ditemukan penemu dari Indonesia terutama penemu islam”, tegasnya.

Talkshow yang diisi Dik Doank dan sejumlah narasumber ini merupakan hari kedua penyelenggaraan Pengajian Ramadhan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Kampus Terpadu UMY. Kegiatan pengembangan wawasan warga Muhammadiyah ini rencananya akan berlangsung hingga esok Sabtu (28/7). Acara ini diikuti sejumlah anggota PP Muhammadiyah, Aisyiyah, Wakil Majelis dan Biro PP Muhammadiyah, Organisasi-organisasi otonom, perwakilan PWM dan PDM, civitas akademika UMY serta sejumlah keluarga Muhammadiyah lain.