Menentukan standar kompetensi yang akan dimiliki mahasiswa merupakan hal penting untuk dilakukan agar dapat memberikan pengajaran yang optimal. Untuk mencapai hal tersebut Program Magister Ilmu Pemerintahan (MIP) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyelenggarakan pelatihan rencana pembelajaran semester untuk mata kuliah Ilmu Pemerintahan (IP). Kegiatan yang diikuti oleh berbagai PTN dan PTS yang memiliki program IP tersebut dilaksanakan pada hari Kamis (19/4) di ruang sidang Direktur Pascasarjana UMY di gedung Kasman Singodimedjo, Kampus Terpadu UMY.
Sekertaris Jenderal Kesatuan Program Studi Ilmu Pemerintahan Indonesia (KAPSIPI), Dr. Agus Joko Purwanto, M.Si selaku pemateri menyebutkan bahwa luaran yang akan dimiliki mahasiswa harus ditentukan di awal. “Output seperti apa yang akan dimiliki mahasiswa harus ditetapkan di awal sebelum perkuliahan dilaksanakan. Kemudian baru selanjutnya ditentukan lingkup pembelajaran, kompetensi mahasiswa, serta tolak ukur evaluasinya. Terlebih dalam poin evaluasi, karena kadang standar evaluasi yang ditetapkan di akhir semester tidak sesuai dengan luaran yang dimaksud. Misal luaran yang diinginkan adalah mahasiswa bisa bersepeda di jalan, maka evaluasinya adalah melakukan tes bersepeda dan bukan malah memberikan pertanyaan apa itu sepeda,” ungkapnya.
Agus menyebutkan untuk menentukan luaran yang diinginkan, Taksonomi Bloom dapat digunakan. “Benjamin S. Bloom melakukan pengelompokan dalam domain kognitif untuk tujuan edukasi dan ini bisa digunakan untuk menentukan hasil yang ditargetkan. Ada enam tingkatan dalam domain ini yaitu remembering, understanding, applying, analyzing, evaluating, dan creating. Misal dari kelas Dasar Dasar IP luaran yang diinginkan adalah mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang state of the art dari IP. Maka evaluasi yang dilakukan untuk ini adalah dengan menentukan apakah mahasiswa mampu mengintepretasikan, memberi contoh, menyimpulkan atau melakukan perbandingan terhadap fenomena yang ada. Tidak lagi dengan sekedar memberikan penjelasan apa itu IP,” jelasnya.
“Selanjutnya untuk teknik penyampaian materi, ada 3 sistem yang dapat digunakan yaitu hirarkial, prosedural, dan juga pengelompokan. Dengan teknik Prosedural misalnya penyampaian materi akan dilakukan dengan tahapan yang mengikuti proses, dimana mahasiswa akan diberikan materi secara bertahap dan bersifat fixed. Lainnya adalah teknik pengelompokkan, dengan cara ini luaran yang ditargetkan dapat dicapai dengan materi yang berbeda sesuai dengan pengelompokkannya. Dalam sistem ini setiap materi tidak boleh berbenturan satu sama lainnya dan harus dapat berdiri secara pararel dengan materi lainnya,” lanjut Agus.
Agus berharap seusai pelatihan ini dosen dapat melakukan penyampaian materi dengan lebih optimal dan terstruktur. “Dengan begini mahasiswa dapat lebih mudah menyerap materi yang diberikan oleh dosen. Juga pengukuran kompetensi dan luaran yang ditargetkan dapat dilakukan dengan lebih akurat,” tutupnya. (raditia)