Berita

Kaum Millenial Diajak Melek Politik dan Media

Mengingat Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia sangatlah tinggi tentu hal ini akan berpengaruh pada dunia politik khususnya kampanye dan pemilu. Namun seperti yang telah kita ketahui informasi yang disajikan atau tersebar di media sosial tidaklah seterusnya positif dan bermanfaat. Bahkan media sosial kerap disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan menyebarkan hoax atau melakukan kampanye hitam untuk kepentingan paslon dan lain sebagainya. Apalagi isu-isu pemilu, politik dan kampanye yang akhir-akhir ini sangat hangat untuk dibicarakan. Sebagai dampak dari pemilu serentak yang akan dilaksanakan 2019 mendatang, hal ini tentu dapat menyebabkan kekacauan informasi yang akan diterima oleh calon pemilih.

Oleh karena itu mahasiswa Public Relations Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berkolaborasi dengan Komunitas Independen Sadar Pemilu mengadakan Madrasah Pendidikan Pemilu Vol 2 yang bertema peran media sosial dalam pemilu serentak 2019. ”mengingat jumlah pengguna media sosial di Indonesia itu tinggi sehingga media sosial merupakan instrument yang penting dalam pemilu. Selain itu, generasi muda juga menjadi pengguna media sosial yang paling banyak. Karena itu, partisipasi generasi untuk sadar politik merupakan hal yang penting. Karenanya kami mengadakan kegiatan ini untuk mengajak kaum milenial lebih melek politik dan media. Bisa berlaku lebih bijak dalam memilah dan memilih informasi terkait pemilu yang tersebar di media sosial,” ungkap Ana Asfiah mahasiswi Public Relations UMY angakatan 2015 selaku Ketua pelaksana di sela-sela kegiatan yang bertempat di gedung KH. Ibrahim lt.5 pada Rabu (30/5). Dalam acara tersebut panitia turut mengundang Fajar Junaedi, S.IP., M.Si. dosen Ilmu Komunikasi UMY dan Muh. Amir Nashiruddin, S.Hi selaku komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum DIY.

“Alhamdulillah peserta untuk acara ini melebihi target. Untuk peserta sendiri itu sifatnya umum jadi ada yang datang dari universitas lain juga seperti UPY, AMIKOM, dan lainya” ungkap Luthfi Latifah Sholihah selaku Humas acara. Selain itu Luthfi menambahkan bahwa keterlibatan generasi muda yang akan menyumbangkan suaranya pada pemilu mendatang merupakan hal yang penting “kita harus meramaikan pemilu dari sekarang agar keterlibatan generasi milenial dalam pemilu nanti berdasarkan informasi yang diperoleh secara bijak dari media sosial,” ungkapnya.

Sementara Fajar Junaedi atau yang kerap disapa Mas Jun, menyampaikan Indonesia akan menjadi negara yang akan semakin maju apalagi generasi milenial sekarang hidup dalam zaman big data. Maka seharunya kaum mudalah yang menjadi peimpin perubahan sosial ini, termasuk dalam konteks pemilu. Oleh karena itu literasi media bagi kaum milenial merupakan hal yang penting. “Generasi muda akan memimpin perubahan ini karena teman-teman hidup di zaman big data. Sementara itu dalam konteks Literasi media (melek media) khususnya konteks media sosial yang paling penting adalah literasi media untuk melakukan verifikasi terhadap berita. Seperti yang teman-teman baca dalam Al Quran surah Al Hujurat ayat 6 yang mengatakan ‘wahai orang-orang yang beriman jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita maka telitilah kebenaranya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohanmu yang akhirnya menyesali perbuatanmu itu’, yang artinya kita jangan langsung percaya pada sumber informasi, jangan sampai teman-teman terjebak pada hal-hal yang kontra produktif,” ungkapnya.

Ikut menambahkan dalam penyampaian materinya Amir mengatakan, media sosial atau dunia cyber memiliki dampak positif dan negatif. Oleh karena itu jika tidak disikapi dengan bijak media sosial akan menjadi boomerang bagi kita. “Media sosial itu dapat menjadi primadona yang positif dalam kampanye karena mudah dan murah bagi pelaku politik, yang tentu dapat menjadi sarana penyampaian kampanye negatif juga. Oleh karena itu ini menjadi tugas BAWASLU untuk mengawasi apa yang ada di dunia cyber terutama dalam hal pemilu dan tentunya BAWASLU mengajak kepada generasi muda pengguna sosial media untuk ikut berpartisipasi mengawasi pemilu serentak 2019 mendatang,” pungkasnya. (pras)