Kebijakan pelayanan kesehatan di Indonesia, dalam menangani penyakit kronis (Long Term Disease) dinilai belum spesifik. Kebijakannya pun belum dikenal secara khusus sebagai Long Term Care, tapi sering diistilahkan sebagai paliatif, hospice care, home care, keperawatan keluarga, praktik mandiri, holistic care, dan continum care. Padahal, dari beberapa istilah yang ada itu belum semuanya mengarah pada pelayanan kesehatan untuk pasien penyakit kronis (Long Term Disease).
Demikian disampaikan Harif Fadhillah, perwakilan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) saat menjadi narasumber dalam acara 2nd International Nursing Conference 2014 yang bertemakan “Application Holistic Care Toward A Better Quality of Health On Long-Term Disease”, di Sportorium Kampus Terpadu UMY, Minggu (9/2). Sementara Harif menyampaikan tentang Trend Perawatan Penyakit dan Kebijakan Dalam Menangani Penyakit Long-Term (Kronis dan Terminal) di Indonesia.
Menurut Harif, penanganan masalah penyakit kronis (Long-Term Care) di Indonesia masih sebagai entitas dan belum adanya aspek serta metodologi penanganan yang spesifik. Long-Term Care (LTC) ini menurutnya harus melihat aspek kuratif (daya untuk mengobati), preventif (pencegahan), menyeluruh, dan berkesinambungan. “Kalau dalam konteks Long-Term ini lebih pada upaya pelayanan kesehatan perorangan, maka hal ini erat kaitannya dengan bagaimana praktek profesi yang dilakukan, dan ini kita sebut sebagai LTC. Dalam upaya pelayanan kesehatan ini harusnya juga sudah dijelaskan dalam kebijakan pemerintah, namun hingga saat ini belum ada aturan secara spesifik untuk Long-Term ini,” ujarnya.
Perawatan penyakit kronis dan terminal ini menurut Harif seharusnya mencakup beberapa hal, yaitu upaya berkesinambungan yang dilakukan berupa pelayanan kesehatan semenjak bayi hingga usia lanjut, secara formal juga harus dilakukan pelayanan oleh institusi pelayanan kesehatan, baik itu di tingkat klinik pratama, sekunder (rumah sakit umum), dan tersier (rumah sakit khusus). “Kemudian secara informal, pelayanan juga bisa dilakukan di dalam keluarga sendiri atau oleh teman, jika pasien tidak memiliki keluarga, karena dominan yang menjadi pasien Long-Term berusia lanjut. Namun dari itu semua, “kunci” pentingnya terletak pada koordinasi dari semua pihak. Karena saya melihat bahwa Long-Term ini tidak bisa hanya dihayati dan ditangani dalam satu profesi saja, tapi lebih pada multi profesi,” paparnya.
Ia juga mengatakan bahwa regulasi tentang penanganan LTD itu juga perlu lebih dispesifikkan lagi dalam bentuk Undang-Undang. “Hal ini untuk mengetahui kriteria penyakit yang termasuk dalam Long-Term Disease, karena kita juga masih menemukan kesulitan dalam hal ini, ada yang mengatakan yang termasuk Long-Term itu penyakit menular, kemudian penyakit tidak menular, ada juga yang mengatakan disebabkan oleh injuri” tukasnya.
Adapun seminar internasional yang diadakan oleh mahasiswa Profesi Ners Keperawatan FKIK UMY angkatan 20 ini, juga dijelaskan mengenai perkembangan dan pembaharuan sistem pelayanan kesehatan melalui praktik keperawatan holistik (Holistic Nursing Care (HNC)) dan Long Term Care (LTC). Karena LTC sendiri merupakan suatu bentuk pelayanan yang membutuhkan waktu yang panjang dikarenakan oleh kecacatan atau penyakit kronis, untuk membantu individu yang membutuhkan bantuan kesehatan dan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang lama. “Sedangkan HNC itu praktek keperawatan yang memadukan antara pengobatan modern dan konvensional, dan bertujuan untuk mengatasi masalah individu dengan memandang individu dari keseluruhan aspek kehidupannya (komprehensif),” ujar Laila, panitia seminar.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengupdate informasi terbaru mengenai praktik keperawatan holistik (Holistic Nursing Care (HNC)) dan Long Term Care (LTC) di beberapa negara serta mengetahui praktik HNC dan LTC pada pasien dengan Long Term Disease, sehingga diharapkan dapat membantu perawat mampu mengembangkan praktek HNC dan LTC pada pasien dengan Long Term Disease berlandaskan ilmu dan keterampilan.
Selain itu, seminar ini juga disertai dengan kegiatan mini workshop tentang praktek HNC (bekam, acupuntur, acupressure, dll) untuk memberikan gambaran praktek pelaksanaan HNC secara nyata kepada peserta. Dan ada pula Lomba poster dan presentasi poster penelitian yang berkaitan dengan HNC dan LTC pada hari Minggu, 08 Februari 2014, dengan hadiah total jutaan rupiah bagi pemenang dan juara 1, 3, dan 3 mendapat kesempatan untuk presentasi penelitian dalam 2nd International Nursing Conference dan tampil dalam GALERY POSTER PRESENTATION.