Berita

Kedubes AS Beri Peluang Mahasiswa UMY Kuliah di AS

Attase Kebudayaan kedubes AS ajak mahasiswa UMY Lanjutkan Kuliah di Amerika.jpg 2

Kedutaan Besar Amerika Serikat membuka pintu selebar-lebarnya bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), yang ingin melanjutkan kuliah atau mengikuti pertukaran pelajar ke universitas-universitas di Amerika Serikat (AS). Kesempatan beasiswa bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan studi ke Amerika pun terbuka lebar.

Deb Lynn, selaku Atase Kebudayaan dari Kedubes AS di Indonesia, mengatakan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam seminar Cros-Cultural Understanding “American Culture and American Teenage Expectations”. Seminar yang diselenggarakan oleh American Corner UMY ini dilaksanakan di Ruang Mini Teater Pusat Pelatihan Bahasa (PPB) UMY, pada Selasa (7/4). Selain Deb Lynn, turut hadir pula kedua putra Deb Lynn dan Rosa Dami selaku Advisor Education USA.

Menurut Deb Lynn, universitas-universitas di Amerika banyak yang memberikan kesempatan pada mahasiswa asing untuk belajar di sana. Ia pun mengajak mahasiswa UMY untuk bisa melanjutkan studinya ke Amerika, sebab mereka akan mendapatkan banyak keuntungan di sana. Salah satunya seperti tersedianya beasiswa yang sangat banyak bagi mahasiswa asing. Selain itu juga adanya perbedaan budaya yang juga patut dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa.

Hal senada juga disampaikan Rosa Dami. Menurutnya, siapa pun bisa belajar di USA (United State of America) tanpa memandang tingkat kecerdasan dan nilai IPK (Indeks Prestasi Komulatif)nya. “Asalkan punya kemauan dan hasrat yang kuat untuk bekerja keras, itu sudah menjadi syarat penting bagi kalian untuk bisa melanjutkan kuliah atau mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika. Tapi, banyak mahasiswa yang tidak percaya diri dengan kemampuannya mengikuti program ini. Padahal di Amerika terdapat 2500 universitas yang siap menerima mahasiswa asing yang ingin melanjutkan studi atau pertukaran pelajar di sana,” ujarnya.

Rosa juga menyampaikan, bahwa syarat penting lainnya agar bisa melanjutkan studi ke Amerika adalah memenuhi persyaratan atas skor TOEFL yang telah ditentukan oleh masing-masing universitas di Amerika. Sebab menurutnya, skor TOEFL tersebut menjadi penentu diterima tidaknya seorang calon mahasiswa tersebut. “Syarat inilah yang kemudian dianggap paling penting agar bisa diterima melanjutkan studi dan mengikuti pertukaran pelajar di Amerika,” jelasnya.

Sementara untuk beasiswa sendiri, lanjut Rosa, salah satu hal yang paling penting dalam mendapatkan beasiswa ke luar negeri adalah dilihat dari pengalaman para pelamar beasiswa dan ketepatan mengisi aplikasi beasiswa dengan benar. “Selain melengkapi semua persyaratan yang dibutuhkan, aplikasi beasiswa itu hendaknya juga mampu membuka mata dan pikiran para panelis. Agar mereka percaya bahwa kalian adalah orang yang mereka beri beasiswa. Untuk itu, tugas kalian adalah meyakinkan mereka bahwa kalian adalah sosok yang pantas menerima beasiswa itu,” paparnya.

Syarat lainnya untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri yakni adanya surat rekomendasi dari dosen atau orang terdekat pelamar. Rosa pun menyarankan agar surat rekomendasi yang disertakan tersebut tidak hanya rekomendasi akademik. Akan tetapi juga rekomendasi yang sifatnya mendeskripsikan kepribadian diri seorang pelamar beasiswa, sebab itu juga bisa menjadi bahan pertimbangan panelis.

Di sisi lain, Madison, putri Deb Lynn dalam kesempatan seminar dan kunjungan tersebut juga ikut menjelaskan mengenai kondisi budaya, khususnya remaja Amerika. Menurut Madison, kondisi remaja Amerika pada dasarnya memiliki sifat yang sangat ramah pada pendatang baru di Amerika. Amerika juga merupakan negara yang aman untuk pelajar. “Lingkungan di Amerika itu tidak seperti apa yang ditunjukkan dalam film-film Hollywood, yang banyak memiliki unsur kekerasan dan tidak aman. Apa yang digambarkan dalam film-film itu banyak melebih-lebihkan kondisi remaja di Amerika,” pungkasnya.