Regional English Language Office (RELO) Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia bekerjasama dengan Indonesia Extensive Reading Association (IERA), Extensive Reading Foundation (ERF), dan American Corner Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyelenggarakan Workshop Extensive Reading pada Rabu (24/4). Penyelenggaraan Workshop Extensive Reading ini bertempat di Lantai 4 Gedung Pascasarjana UMY dan dihadiri lebih dari 100 peserta yang merupakan guru, dosen, mahasiswa sarjana dan pascasarjana jurusan Bahasa Inggris dari seluruh Jogja.
Tidak hanya mengundang empat pembicara, workshop ini dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Hilman Latief, Ph.D dan perwakilan dari RELO Kedutaan Besar Amerika Serikat, Bradley Horn. Keduanya hadir di UMY untuk memberikan sambutan.
Dalam sambutannya, Hilman Latief menyampaikan bahwa membaca merupakan aktivitas penting yang perlu ditingkatkan oleh para pendidik. Hilman memaparkan, “Hingga saat ini minat baca penduduk Indonesia sangatlah rendah. Kita bahkan menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan minat baca terendah di dunia. Oleh karena itu, kita perlu melakukan effort lebih untuk membangun kesadaran membaca masyarakat”. Hilman bahkan mengutip beberapa petuah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang mengajurkan umat Islam untuk selalu rajin membaca.
Sambutan kemudian dilanjutkan oleh Bradley Horn dari RELO. Brad mengungkapkan bahwa para tenaga pendidik, baik dosen dan guru harus mengedukasi para siswa agar tidak malas membaca. “Workshop Extensive Reading ini hadir untuk mengakomodasi para tenaga pengajar. Pelaksanaan di UMY yang bekerjasama dengan American Corner bertujuan untuk memberikan wawasan tentang Extensive Reading,” jelasnya.
Pembicara pertama merupakan Prof. Marc Helgessen yang merupkan penagajar sekaligus spesialis Bahasa Inggris dari Gakuin’s Women Univeristy, Jepang. Marc memaparkan, “Extensive Reading dapat diartikan sebagai kegiatan membaca cepat menggunakan buku-buku yang menyenangkan. Pada dasarnya Extensive Reading adalah pendekatan pengajaran yang mengajak siswa untuk membaca melalui buku-buku yang disederhanakan. Tujuan dari metode membaca ini tidak lain adalah untuk meningkatkan kegemaran dan kelancaran dalam membaca.”
Materi kemudian dilanjutkan oleh Thomas Robb, Ph.D yang memaparkan mengenai implementasi dari Extensive Reading di sekolah-sekolah di Indonesia. Thomas mengakui terdapat banyak tantangan dalam penerapan metode ini, diantaranya terkait dengan kurangnya dana untuk buku, tidak adanya fasilitas buku yang memadahi untuk memberikan buku, sampai pada resiko dan kendala buku rusak dan hilang. Namun Thomas menambahkan, “Jika diimpelentasikan dengan benar, metode ini tentu membawa manfaat yang besar. Utilitas lain diantaranya terkait dengan kemudahan guru-guru untuk mengontrol kelas dan konten, mudahnya koordinasi untuk membentuk basic structure dalam mengajar, sampai memudahkan sekolah-sekolah yang tidak menggunakan kurikulum dari kementerian.”
Selain Marc dan Thomas, dua pembicara Indonesia juga hadir untuk menyampaikan materi, yaitu dosen Universitas Sanata Dharma yang sekaligus menjabat sebagai perwakilan dari IERA, Christina Lhaksmita dan Dosen UMY, Lanoke Intan Paradita, M.Hum. Christina menyampaikan pembahasan mengenai IERA dan ER, sedangkan Lanoke memaparkan materi terkait dengan peran pengajar untuk menciptakan Extensive Reading dalam kelas. Pembahasan Lanoke termasuk ulasan tentang reading dan date-speaking di dalam kelas.
Kegiatan Wokrshop Extensive Reading ini merupakan rangkaian agenda Extensive Reading Roadsow yang menargetkan beberapa daerah di Indonesia. Pelaksanaan di UMY merupakan destinasi kedua setelah sebelumnya diselenggarakan di Universitas Sanata Dharma. (aps)