Kota Yogyakarta menjadi salah satu daerah penyumbang sampah terbanyak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Yogyakarta di tahun 2023, sampah Kota Yogyakarta dari 301 ton per hari meningkat menjadi 303,13 ton per harinya.
Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah Kota Yogyakarta pun membuat sebuah gerakan yang dinamakan Gerakan Zero Sampah Anorganik dalam Surat Edaran (SE) No 660/6123/SE/2022 yang mulai diberlakukan pada Januari tahun 2023. Namun, sejauh ini Gerakan Zero Sampah Anorganik dirasakan belum optimal. Hal ini dibuktikan dalam sebuah riset Ethika dan Lestiani tahun 2024 bahwa belum adanya perubahan yang signifikan atau hanya penurunan sebesar 10 persen terhadap intensitas sampah anorganik yang masuk ke bank sampah semenjak dikeluarkannya kedua Surat Edaran Walikota.
Berdasarkan latar belakang itulah Kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang beranggotakan 5 orang mahasiswa ini berinisiatif untuk melakukan riset mengenai pola komunikasi pemerintah Kota Yogyakarta. Khususnya dalam menyebarluaskan Gerakan Zero Sampah Anorganik tersebut.
Tim PKM-RSH UMY Zeroinwaste ini mengusung tema riset “Menelaah Komunikasi Pemerintah dalam Gerakan Sampah Anorganik Kota Yogyakarta melalui Konfigurasi Sentiment Analysis”. Elsa Sabilla Aulia Ketua PKM-RSH Zeroinwaste mengatakan bahwa dalam penelitian tersebut mereka ingin mengetahui bagaimana cara penyaluran informasi pemerintah kepada masyarakat terkait gerakan tersebut dan informasi mengenai volume sampah di Kota Yogyakarta yang terus meningkat.
“Jadi kami ingin mengetahui dari komunikasi pemerintahnya sendiri, bagaimana mereka menyalurkan gerakan zero sampah anorganik tersebut. Karena di Yogyakarta sendiri secara kuantitas sampah selalu meningkat,” ungkap Elsa.
Riset mengenai komunikasi pemerintah Kota Yogyakarta ini akan dilakukan hingga bulan Agustus 2024, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini juga melibatkan lembaga pemerintahan, khususnya Bappeda Kota Yogyakarta, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, serta Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian (Dinkominfosan) Kota Yogyakarta sebagai subjek penelitiannya. Pembuatan artikel dari hasil penelitian ini nantinya juga akan menggunakan proses analisis data dengan jenis Sentiment Analysis.
Lebih lanjut Elsa menyampaikan, nantinya luaran riset ini akan menjadi artikel ilmiah dan menjadi rekomendasi kebijakan. Tidak hanya itu Elsa juga berharap artikel hasil penelitian mereka ini bisa dipublikasikan ke dalam jurnal ilmiah terindeks di Sinta yang masuk ke tingkatan 3. Kedepannya juga dapat menjadi landasan untuk riset-riset yang terbaru di masa depan.
“Luaran riset kami akan menjadi artikel ilmiah dan luaran tambahannya itu policy brief atau artikel versi singkat yang dapat dijadikan acuan atau rekomendasi kebijakan untuk masyarakat terkait gerakan ini. Kami juga berharap artikel ilmiah kami bisa tembus ke publikasi Sinta 3 dan ke depannya riset artikel ilmiah kami bisa dijadikan landasan bagi peneliti masa depan terkait topik yang sama,” harap Elsa. (Ndrex).