Salah satu cara mengembangkan berbagai potensi badan usaha milik desa (BUMDES) adalah dengan mewujudkan pembangunan desa yang mandiri, sejahtera dan demokratis. Tentunya ini tidak hanya sekadar retorika, atau sebuah narasi yang dibangun, tetapi ada upaya dalam rangka mewujudkan kompetensi desa bisa tumbuh berkembang, dan mampu memperkuat perekonomian.
Hal tersebut sebagaimana dikatakan Sugito S.Sos, M.M, Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Pedesaan dalam acara BUMDES Gathering pada selasa (1/3) di Gedung AR Fakhruddin B lt 5 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Menurutnya, membangun desa sama dengan membangun Indonesia, untuk itu masyarakat perlu bersama-sama berupaya agar pemerataan dan keadilan dapat terwujud.
“Salah satu prioritas BUMDES adalah melakukan pemulihan ekonomi nasional dan salah satunya lewat kegiatan pendirian maupun pengembangan badan usaha milik desa. Lebih jauh dari itu, silahkan bumdes ini dikembangkan dengan bibit-bibit usaha sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh desa terutama untuk usaha-usaha ekonomi produktif, termasuk layanan perbankan, kegiatan pertanian, jasa dan lain sebagainya,” tutur Sugito.
Dalam acara BUMDES Gathering tersebut sekaligus dilaksanakan seremoni penerjunan mahasiswa KKN Muballigh Hijrah tahun 2023. Di depan 34 kepala desa yang hadir, 64 pengurus BUMDES dan 98 mahasiswa yang akan diterjunkan, Sugito berpesan agar mahasiswa dapat memberi nilai tambah bagi perkembangan atau kemajuan desa.
“Saya sangat berharap bagi mahasiswa KKN UMY di desa nanti bisa memberikan nilai tambah bagi perkembangan atau kemajuan desa. Kalau tidak bisa dalam kelompok wajib, paling tidak dalam kelompok sunnah. Apa itu kelompok wajib? Kehadiran adek-adek di desa kalau tidak ada, dirindukan. Ketika ada, memberi manfaat. Kalau sunnah, tidak ada, juga tidak apa-apa, tapi kalau ada memberikan manfaat. Jangan pada kelompok mubah apalagi makruh, mubah itu ada atau tidak ada sama saja, atau makruh artinya lebih baik tidak ada di desa. Keberhasilan KKN itu tandanya adalah desa yang ditempati mampu berdaya sekalipun mahasiswa KKN sudah tidak ada di desa itu,” pesan Sugito.
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Ir Sukamta ST MT, agar mahasiswa KKN mampu mendorong dan menghadirkan BUMDES.
“Kalau sudah ada, didorong BUMDES-nya, kalau belum ada bagaimana caranya anda datang, dengarkan dulu apa kebutuhan desa, telinga anda harus dibuka lebar-lebar. Jangan anda langsung buka mulut, dengarkan dulu apa yang menjadi permasalah di desa. Diantara persoalan yang disampaikan itu mana yang sekiranya anda mampu untuk membantu menyelesaikan, tentunya tidak semua. Maka pilih sesuai dengan kompetensi keahlian yang anda miliki dalam satu kelompok KKN tersebut. Kalau belum ada BUMDES, bagaimana caranya di sana akan ada BUMDES. Walaupun belum tentu Ketika anda pulang sudah lahir BUMDES-nya, tapi pikiran-pikiran sudah ada dan mulai berkembang,” pungkas Sukamta