Berita

Kemenristekdikti Kunjungi Program Hibah Bina Desa UMY di Padukuhan Kadisoro

Kemenristekdikti memonitoring dan mengevaluasi Program Hibah Bina Desa (PHBD) pada Senin (6/11) di Padukuhan Kadisoro Bantul. PHBD merupakan program Kemenristekdikti yang ditujukan pada mahasiswa yang aktif berorganisasi dan memiliki kepedulian tinggi kepada masyarakat. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (BEM FISIPOL) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil menjalankan sebuah PHBD dengan mengembangkan potensi ikan hias yang sudah berlangsung sejak Juni 2017 hingga sekarang.

Berangkat dari kepedulian, BEM FISIPOL UMY berinisiatif mengembangkan potensi ikan hias di kawasan Kadisoro. “Alhamdulillah program kami sudah sampai tahap monitoring dan evaluasi. Hal ini merupakan pencapaian kami yang cukup signifikan. Perwakilan Kemeristekdikti sebagai pemberi dana hibah mengunjungi dan melihat langsung bagaimana kondisi pengelolaan ikan hias di Padukuhan Kadisoro Bantul. Tidak banyak evaluasi yang disampaikan pihak dikti, tetapi mereka lebih menekankan agar program yang kami lakukan harus berkelanjutan,” papar Muhammad Gema Ramadhan, mahasiswa Ilmu Pemerintahan (IP) UMY angkatan tahun 2015 dan merupakan salah satu anggota dari PHBD BEM FISIPOL UMY 2017, saat diwawancarai oleh tim Biro Humas dan Protokoler (BHP) UMY.

Lebih lanjut Gema menambahkan, masyarakat yang kami bina ada 20 orang yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama fokus mengembangkan ikan hias Koi Kohaku dan kelompok ke dua mengembangkan ikan hias Guppy. Kami bermitra dengan Forum Keakraban Remaja (FKR) dan Buana Mina sebagai fasilitator dalam memberikan pemahaman tentang pemberdayaan ikan dari mulai manajemen kolam dan air, pembibitan, edukasi dan melepas indukan. Selain itu, tim kami juga memberikan edukasi tentang penyakit ikan, pencegahan, tentang ph air dan pengaturan jadwal piket untuk menjaga kolam ikan,” ujar Gema.

Kembali ditambahkan Gema, selain memberikan pemahaman tentang pemberdayaan ikan hias, mereka juga akan memberikan workshop tentang bagaimana ekonomi kreatif atau manajemen pemasaran dan edukasi desa wisata. “Setelah masyarakat memahami pengelolaan ikan khias, kedepannya kami akan memberikan pemahaman tentang pemasaran dan edukasi wisata dengan memakai metode fishbone (tulang ikan). Konsep ini merupakan langkah untuk mencapai target desa wisata. Pertama, kita menganalogikan bahwa memberikan pemahaman tentang pemberdayaan ikan itu sebagai ekor ikan. Kedua, manajemen pemasaran dari hasil budi daya ikan yaitu tulang-tulang ikannya. Yang terakhir, menjadi desa wisata itu kita analogikan seperti kepala ikan. Hal itu yang ingin kami kembangkan sehingga pemberdayaan ikan hias akan menjadi mata pencaharian warga setempat dan menarik wisatawan yang ingin menambah pemahaman tentang pemberdayaan ikan hias,” tandas Gema.

Gema juga menjelaskan, setelah program berjalan dengan baik, masyarakat dan fasilitator juga akan membuat buku panduan tentang pemberdayaan ikan hias. “Setelah proses panjang yang dilakukan masyarakat, ada baiknya setiap langkah demi langkah diabadikan menjadi suatu buku panduan. Buku tersebut juga akan menjadi acuan bagi para masyarakat yang belum paham tentang pemberdayaan ikan. Kami juga akan membuat infografis tentang perawatan ikan hias dan akan melakukan pameran ikan hias yang melibatkan pemerintah pusat dan pemerintah setempat. Kami juga berharap dengan adanya bantuan dana hibah ini program tersebut bisa berjalan secara optimal dan terkontrol secara intensif. Tidak hanya itu, masyarakat setempat juga menginginkan program ini bisa berkelanjutan. Kemudian, untuk para mahasiswa, inilah saatnya untuk mengimplemntasikan Tridharma perguruan tinggi, yakni pengabdian masyarakat,” tutup Gema. (Sumali)