Berita

Kemristekdikti Targetkan 8000 Jurnal Terakreditasi Nasional Tahun Ini

Saat ini hampir ada 36 ribu jurnal nasional ada di Indonesia dari berbagai disiplin ilmu, namun yang terakreditasi secara nasional ternyata hanya 2450 jurnal ilmiah. Padahal dengan kebutuhan publikasi yang ditetapkan oleh Kemristekdikti RI jumlah ini diperkirakan belum mencukupi. Karenanya dilaksanakan berbagai usaha untuk menambah jumlah jurnal terstandarisasi sebanyak 8000 jurnal pada tahun ini. Untuk mencapai ini Kemristekdikti bekerjasama dengan LP3M (Lembaga Penelitian, Publikasi & Pengabdian Masyarakat) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan Program Pendampingan & Percepatan Akreditasi Jurnal Ilmiah Elektronik & Penyamaan Persepsi Asesor. Kegiatan ini dilaksanakan sejak hari Selasa hingga Rabu (21-22/5) di Hotel Harper Yogyakarta.

Disampaikan oleh Dr. Lukman, Kasubdit Fasilitasi Jurnal Ilmiah, Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Kemristekdikti memiliki kebijakan bagi dosen untuk naik jabatan harus memiliki publikasi di jurnal. “Ini juga akan kita berlakukan untuk mahasiswa magister dan doktoral, padahal saat ini jurnal yang terakreditasi nasional hanya 2540. Karenanya jumlah ini harus kita tambah, salah satunya dengan melakukan percepatan akreditasi jurnal nasional. Untuk mengejar target tahun ini Kemristekdikti meminta perguruan tinggi untuk menyiapkan jurnal terkareditasi nasional sebanyak 1800,” ujarnya.

Kegiatan pada hari pertama adalah pendampingan dan percepatan yang melibatkan asosiasi pengelola jurnal dan asesor nasional. “Ada 83 asesor yang turut hadir dalam program ini dan harapannya program ini akan menghasilkan 1600an jurnal. Pada kegiatan hari ini yang kita lakukan adalah melakukan penyamaan persepsi dari para asesor yang akan melakukan pendampingan terhadap jurnal, karena mereka yang akan kemudian memberikan penilaian jurnal akan masuk ke peringkat berapa. Peserta ini adalah asesor pakar yang nanti akan ditugaskan oleh Kemristekdikti ke seluruh Indonesia untuk melakukan pendampingan. Kita juga melibatkan 40 asosiasi jurnal dari berbagi bidang studi untuk program ini,” ungkapnya.

Lukman menyampaikan kali ini Kemristekdikti akan bertindak lebih aktif untuk memenuhi program ini. “Kalau dulu Kemristekdikti menunggu dari pengelola jurnal apakah ada yang mau mendaftar atau tidak, jadi tidak bisa kita target jumlahnya. Sekarang kita jemput bola dengan program ini, kita kumpulkan pengelola jurnal di satu tempat, lalu kita berikan pendampingan. Kita berikan penilaian dan beritahu dimana saja masalahnya serta yang perlu diperbaiki. Karena alasan kenapa banyak jurnal yang tidak mendaftarkan adalah mereka malu atau takut gagal, dengan pendampingan ini kita bisa memberikan tuntunan jurnal yang sesuai dengan standar nasional dari sisi manajemen. Target kita tahun ini memenuhi jumlahnya dulu, 8000 jurnal, baru ditahun depan kita lakukan pembimbingan untuk konten dari jurnalnya,” paparnya.

Lukman juga menyampaikan setelah program penyamaan persepsi ini, para asesor akan segera melakukan kunjungan ke kota-kota Indonesia untuk melakukan pendampingan terhadap jurnal. “Kita akan melakukan kunjungan secara intens selama beberapa bulan kedepan, mulai dari pelatihan asesor hingga pendampingan terhadap jurnal-jurnal ilmiah,” tandasnya. (raditia)