Berita

Kenalkan nilai-nilai Indonesia melalui Summer Course

Sebagai bagian dari penduduk global, Indonesia perlu memperkenalkan nilai-nilai yang dimilikinya kepada dunia global agar sikap saling pengertian dan memahami perbedaan dapat tercipta. Summer course merupakan salah satu ajang yang dapat mewujudkan upaya tersebut.

Demikian disampaikan Acting Director Summer Course 201 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik-Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FISIPOL-UMY), Sugeng Riyanto, M.Si di Kampus Terpadu, Rabu (21/7).

Menurutnya, nilai-nilai keIndonesiaan perlu dikenalkan kepada dunia global mengingat Indonesia merupakan bagian dari penduduk global ini. “Nilai keIndonesiaan seperti nilai keagamaan, kultural, seni, politik dapat dikenalkan kepada masyarakat global melalui kegiatan summer course ini. Ketika mereka telah mengerti dan kemudian memahami nilai-nilai tersebut, maka akan muncul sikap saling mengerti atau mutual understanding,” paparnya. Dengan perasaan saling pengertian, maka aktivitas yang melibatkan pihak yang memiliki perbedaan pun akan lancar dan tanpa kecurigaan.

11 peserta summer course ini berasal dari negara Austria, Jerman, dan Rusia yang menuntut ilmu di beberapa universitas di Austria dengan tema: Understanding Culture, Local Wisdom, and Art. Universitas tersebut diantaranya, University of Vienna, Unversity of Innsbruck, University of Graz, dan University of Technology Vienna. Materi yang ditawarkan dalam program yang diadakan selama dua hari adalah Demokrasi, Agama, Budaya. “Secara khusus, mereka akan mempelajari mengenai Muhammadiyah dan NU yang menjadi ormas besar di negeri ini, partai Islam, serta kebudayaan Indonesia serta kehidupan orang Yogyakarta,” urai Sugeng. Peserta juga mengikuti field trip untuk menyaksikan sendratari Ramayana dan tari Jathilan.

Senada dengan Sugeng, Dekan FISIPOL UMY, DR. Achmad Nurmandi, M.Sc mengatakan jika selama ini prejudice atau prasangka mengenai Islam masih terdengar di negara Eropa. “Untuk itu, kegiatan ini juga dimaksudkan agar para peserta dapat berdiskusi lebih lanjut mengenai segala hal yang terkait Islam. Dengan diskusi, para peserta diharapkan mengetahui lebih jauh dan dekat mengenai Islam,” terangnya. Nurmandi juga menambahkan jika summer course ini akan menjadi ajang internasionalisasi para dosen dan mahasiswa FISIPOL yang nantinya akan memberikan wawasan dan semangat untuk berkiprah secara global.

Sementara itu, salah satu peserta, Martin Bonfansi mengungkapkan dalam summer course ini, dirinya dapat mengetahui lebih detail mengenai beragam pengetahuan tentang Indonesia, mulai dari sistem politik, agama hingga aspek budayanya. “Dalam era globalisasi saat ini, negara di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia merupakan negara yang penting dan memiliki potensi yang besar bagi industri dan kerjasama bagi komunitas Eropa. Terlebih negeri ini memiliki banyak keragaman budaya yang menarik untuk dipelajari secara langsung,” jelasnya di sela-sela kegiatan, di Ruang Simulasi Sidang Hubungan Internasional, Kampus Terpadu UMY.

Mahasiswa Management Center Innsbruck, Austria ini juga mengakui kekagumannya pada orang Indonesia dan mahasiswa pada khususnya, yang memilki pikiran terbuka terhadap perbedaan pandangan dan budaya yang ada. “Saya sempat berdiskusi dengan beberapa mahasiswa dan orang Indonesia dan saya kagum karena mereka sangat open-minded dan sangat menghargai setiap perbedaan yang ada,” tambahnya. Martin berharap dalam summer course ini, dirinya bisa lebih mengetahui dan memahami Indonesia secara lebih dalam dan bisa berkunjung kembali ke Indonesia.