Berita

Kepercayaan Masyarakat terhadap UMY Terus Meningkat

Saat ini kepercayaan masyarakat terhadap Universitas Muhammadiyah Yogyakrta (UMY) terus meningkat. Peningkatan jumlah mahasiswa baru serta prestasi sebagai universitas swasta terbaik se-DIY versi salah satu laman web merupakan indikator yang membuktikan hal tersebut.

Demikian disampaikan Rektor UMY Ir. H. Dasro Hamid M.Sc dalam acara Syawalan dan Mangayubagyo Calon Jamaah Haji Keluarga Besar UMY bertempat di sportorium UMY pada Senin (05/09)

Dikatakan Dasron, salah satu indikator terus naiknya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi yang dipimpinnya adalah meningkatnya jumlah mahasiswa baru yang diterima UMY tahun ini.

“Tahun ini jumlah mahasiswa baru yang diterima meningkat sebesar 20%. Dari hanya sebesar 2500 mahasiswa tahun lalu menjadi 3000 mahasiswa tahun ini. Jumlah ini memang masih relatif kecil dibanding PT Muhammadiyah lain seperti UM Malang yang menerima hingga 5000 mahasiswa tahun ini, namun peningkatan persentase yang signifikan menunjukkan kepercayaan masyarakat telah pulih pasca keterpurukan beberapa tahun belakangan” jelas Dasron.

Disamping itu, prestasi sebagai peringkat satu PTS se-yogyakarta dan peringkat dua PTS se-Indonesia berdasarkan 4 International Colleges & Universities (4icu) merupakan bukti lain peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap UMY. 4icu merupakan direktori perguruan tinggi internasional yang mencakup sekitar 10.000 Sekolah Tinggi dan Universitas. Peringkat berdasarkan popularitas website Peguruan Tinggi (PT) yang bersangkutan di 200 negara. Data dan informasi mengenai peringkat tersebut akan diperbaharui setiap enam bulan sekali yaitu pada bulan Januari dan Juli.

Dalam kegiatan ini, UMY juga memberikan kesempatan berumrah kepada 4 karyawan dan 4 dosen serta melepas 16 calon haji yang berasal dari keluarga besar UMY.

Din: Syawal bulan Peningkatan

Di tempat yang sama, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dalam tausyiahnya menilai bahwa banyak umat Islam yang tidak berhasil menerapkan latihan yang dilakukan selama bulan puasa. Menurut Din, mereka gagal mempertahankan nilai-nilai luhur Ramadhan bukan hanya pada bulan-bulan setelahnya namun bahkan pada saat Idul Fitri.

Din juga mengingatkan bahwa Syawal merupakan bulan peningkatan yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan kualitas diri terutama dalam kedisiplinan.

“Ramadhan mengajarkan kita untuk berdisiplin, terutama disiplin waktu saat berbuka dan imsyak. Seharusnya bulan Syawal ini kita bisa meningkatkan lagi kedispilinan kita.  Mari kita kita hapuskan predikat ‘rubber time’ atau jam karet yang selama ini melekat.” ujarnya.