“Demokrasi adalah salah satu faktor kuat yang menghubungan Indonesia dengan Europa,” ungkap Charles Michel Geurts selaku Wakil Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam pada kuliah umum prodi Hubungan International Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI UMY). Kuliah umum dengan tema “Indonesia-European Union Connectivity” pada (13/11) tersebut dilaksanakan di Gedung KH Ibrahim UMY.
Charles juga mengungkapkan bahwa Indonesia sebagai “Roll Model Democracy in Asia”. Hal itu dikatakan Charles karena Keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia. Sebagai salah satu negara Pluralisme yang besar, Indonesia dinilai mampu melindungi hak asasi manusia serta asas demokrasi, yang mana kedua hal tersebut juga dimiliki oleh Uni Eropa.
Selain itu faktor yang juga memperkuat hubungan Indonesia dengan Uni Eropa adalah pelajar dan pendidikan. “Salah satu faktor penting lainya adalah kalian,” ungkap Charles kepada para peserta kuliah umum yang merupakan mahasiswa aktif semester 3 HI UMY. Hal tersebut juga dibuktikan dengan banyaknya program pendidikan seperti beasiswa dan pertukaran pelajar, serta program pendidikan lainnya.
Kuliah umum atas kerja sama prodi HI UMY dengan Uni Eropa ini merupakan bagian dari program mata kuliah Kajian Internasional Uni Eropa. Sebagaimana disampaikan oleh Sugito, S.IP., M.Si., bahwa sejak tahun 2017 UMY telah bekerjasama dengan Uni Eropa dengan menerima Modul perkuliahan. Selanjutnya modul tersebut diberikan kepada mahasiswa melalui kegiatan perkuliahan kajian Uni Eropa dan dengan melaksanakan kuliah pakar dengan mengundang narasumber dari Uni Eropa.
“Outputnya untuk mahasiswa di akhir mata kuliah ini mahasiswa akan menghasilkan sebuah paper yang kemudian dilanjutkan sebagai penelitian seperti skripsi atau jurnal tentang Uni Eropa,” ungkap Sugito. Selain Sugito, ada 2 (dua) dosen lain yang juga mengampu mata kuliah ini yaitu Dra. Mutia Hariati Hussin, M.Si dan Ali Muhammad, M.A., Ph.D. (Pras)