Berita

Kerjasama Dengan PRM Tamantirto, UMY Adakan Sholat Idul Adha Berjamaah

Dalam rangka menyemarakkan Hari Raya Idul Adha tahun 1438 Hijriyah kali ini, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bekerja sama dengan Pengurus Ranting Muhammadiyah Tamantirto menyelenggarakan ibadah sholat Idul Adha di pelataran Lapangan Bintang UMY pada Jumat (31/8) pagi. Ibadah sholat Idul Adha yang dipadati oleh banyak jamaah tersebut diimami oleh Ust. Hendra Darmawan, M.A. selaku ketua Majelis Tabligh PWM (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah) DIY. Hendara juga sekaligus menjadi khatib pada penyelenggaraan ibadah sholat Id tersebut.

Hendra menyampaikan bahwa pentingnya ketakwaan bagi seorang muslim. “Pertama saya ingin mengingatkan diri saya dan juga jamaah sekalian agar selalu menjaga dan meningkatkan kualitas ketakwaan yang kita miliki. Karena ketakwaan merupakan salah satu bentuk kepatuhan kita terhadap Sang Penguasa langit dan bumi ini, juga karena ketakwaan tersebut merupakan bekal terbaik yang dapat dimiliki oleh seorang muslim yang beriman,” ujar Hendra dalam khutbahnya selepas menunaikan ibadah sholat Idul Adha berjamaah.

Dalam momen ini, umat islam diberi kesempatan untuk menjalani dua ibadah yang mulia yaitu ibadah haji dan ibadah kurban. “Saat ini saudara-saudara kita yang diberikan rezeki dan dan kemampuan sedang melaksanakan ibadah haji di Mekkah. Kita juga diberikan kesempatan untuk melakukan ibadah kurban dengan menyembelih hewan-hewan tertentu. Ibadah kurban ini merupakan sebuah bentuk ketaatan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan Nabi Ismail ‘alaihis salam ketika mereka diuji dengan perintah kurban. Mereka patuh dan tidak meragukan perintah-Nya, sehingga Allah memuliakan keduanya dengan mengganti perintah-Nya dengan memotong hewan ternak yang kini menjadi salah satu hari raya umat Islam. Ibadah kurban ini juga sebagai bentuk solidaritas kita kepada saudara-saudara kita yang kurang beruntung sehingga kita dapat sedikit meringankan beban mereka,” terang Hendra.

“Dalam kurban yang kita lakukan terdapat dua dimensi, yang pertama adalah dimensi ilahiyah. Karena ketika melakukan ibadah kurban kita menyadari bahwa apa yang kita miliki hanyalah titipan dari Sang Pemberi rezeki dan dengan ketaatan tersebut kita telah meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kemudian yang kedua adalah dimensi insaniyah, yang artinya kita membuktikan bahwa ibadah kurban ini merupakan sebuah solidaritas yang meniadakan sifat egois dan serakah. Ibadah kurban ini merupakan manifestasi dari kepatuhan, kesabaran dan juga toleransi yang diajarkan dalam Islam,” papar Hendra.

Hendra melanjutkan bahwa dengan banyaknya isu-isu negatif dalam kehidupan, manusia sangat membutuhkan adanya sebuah bimbingan Ilahi. “Saat ini dengan banyaknya pemberitaan yang bersifat negatif, kebaikan sosial seakan sangat jarang ditemukan. Egoisme, tindakan teror hingga berita-berita hoaks seakan membentuk sebuah profil manusia yang ingin menghancurkan tempat tinggal dan kehidupan manusia lainnya. Padahal manusia memiliki fitrah yang menjadikannya condong kepada kebaikan. Namun kemudian kadang manusia tidak setia pada fitrah yang sudah ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuknya, karena itu kadang dia berbuat salah. Potensi manusia yang mampu berbuat baik dan juga buruk ini membuat manusia sebagai makhluk yang unik. Untuk itu ia memerlukan bimbingan dari Allah dan rasul-Nya dalam menjalani kehidupannya di dunia ini,” lanjut Hendra.

Dalam penutup khutbahnya, Hendra berpesan agar para jamaah dapat bersemangat dalam berbuat kebaikan. “Kebaikan adalah salah satu sifat yang dimiliki oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Karenanya manusia seharusnya lebih condong pada kebaikan dan bukan sebaliknya, agar kita dapat membuktikan bahwa kita adalah khalifah Allah dimuka bumi ini. Untuk itu bersegera dan berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan, tingkatkan iman dan takwa kita agar kita dapat mencitai kebaikan dan meraih ridha-Nya,” tutup Hendra. (raditia)