Gangguan kesehatan mental pada kalangan remaja hingga kini masih menjadi problematika yang cukup bergejolak. Bahkan di Indonesia sendiri masalah kesehatan mental pada remaja seperti adanya gangguan kecemasan dan kekhawatiran atau disebut dengan “Anxiety” menjadi permasalahan yang sangat umum terjadi.
Menurut Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof. Faris Al-Fadhat, M.A., Ph.D belakang ini banyak persoalan anak muda di Indonesia tentang kesehatan mental yang sangat memprihatinkan.
“Beberapa waktu lalu, media Kompas menyebutkan bahwa Indonesia berada pada urutan ketiga teratas dengan angka depresi tertinggi hingga mencapai 29% dan dialami oleh para remaja atau generasi muda. Tentunya dengan adanya fenomena ini, UMY perlu memberikan perhatian secara khusus tentang kesehatan mental,” tandas Faris saat memberikan sambutan dalam acara Festival Healing Indonesia 2024: “Terapi Massal dan Instant Healing dengan SEFT” di Hall Masjid K.H Ahmad Dahlan UMY, pada Selasa (08/10).
Faris menyebutkan kegiatan yang diinisiasi oleh Divisi Konseling dan Kesejahteraan, Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) UMY ini menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh kampus muda mendunia untuk mengurangi angka tingkat depresi sekaligus memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia.
Hari Kesehatan Mental Dunia ini dapat menjadi cambuk bagi setiap elemen masyarakat di Indonesia untuk meningkatkan kepedulian dan kesadarannya tentang pentingnya kesehatan mental. Sebagaimana yang disampaikan oleh Founder Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Ahmad Fauzi Zainuddin, S.Psi., M.Psi bahwa pada faktanya, seluruh manusia yang ada di dunia pasti pernah merasakan atau bahkan mengalami depresi dan stress tanpa terkecuali. Walau dengan demikian, uniknya setiap manusia dapat memberikan kesembuhannya sendiri sekalipun tanpa bantuan dari dokter, psikolog, atau psikiater.
“Kesembuhan ini disebut dengan kesembuhan spontan. Kesembuhan spontan tersebut dapat terjadi dalam berbagai kondisi penyakit, baik itu fisik ataupun emosional. Namun, untuk dapat mencapai kesembuhan spontan ada 9 faktor yang dapat berpengaruh dan perlu diperhatikan,” jelas Faiz.
Pertama dan yang paling utama adalah memperdalam hubungan dengan Allah SWT. Kedua, bertanggung jawab penuh atas kesehatan yang telah diberikan oleh Allah SWT. Ketiga mengubah pola makan sesuai dengan asupan yang dibutuhkan oleh tubuh dan memiliki gizi maupun nutrisi seimbang. Keempat, mengkonsumsi suplemen atau herbal. Kelima, meningkatkan perasaan positif. Keenam, melepaskan energi negatif. Ketujuh, mengikuti “intuisi”. Kedelapan, memiliki alasan untuk hidup.
“Faktor terakhir adalah menerima adanya dukungan sosial. Banyak anak muda ketika sedang merasakan sedih atau perasaan negatif lainnya memilih untuk menyendiri di kamar. Perilaku itu justru kurang tepat. Angka bunuh diri di Indonesia yang cukup tinggi juga diakibatkan oleh kebiasaan tersebut. Oleh sebab itu, apabila nantinya kalian merasakan kesedihan alangkah baiknya bertemulah dengan teman-teman untuk mendapatkan energi positif,” tambahnya.
Festival Healing Indonesia 2024 dilanjutkan dengan terapi massal kepada civitas academica UMY yang hadir dan dipimpin langsung oleh founder SEFT, dibantu oleh anggota SEFT Yogyakarta. Terapi massal ini diharapkan dapat mengurangi beban ataupun emosi negatif, semoga dapat dilakukan secara berkala untuk mendapatkan hasil yang maksimal. (NF)