Berita

Ketahanan pangan, kunci bagi pengurangan penduduk miskin

Ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan pangan yang menjadi kebutuhan paling mendasar, akan menjadi kendala bagi upaya untuk melepaskan diri dari belenggu kemiskinan.
Dari Kiri ke kanan. Dr. Ir. Bayu Krisnamurti, MSc (Wakil Menteri RI), Ir. H. Nafi Ananda, MS (Wakil Rektor I UMY), Ir. Agus Nugroho, MP (Dekan Fak. Pertanian UMY)

Ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan pangan yang menjadi kebutuhan paling mendasar, akan menjadi kendala bagi upaya untuk melepaskan diri dari belenggu kemiskinan. Dalam konteks pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan merupakan faktor kunci bagi pengurangan penduduk miskin sehingga penguatan ketahanan pangan akan berdampak secara signifikan terhadap penurunan kemiskinan. Ketahanan pangan dapat dicapai melalui akselerasi penyediaan pangan dan strategi diversifikasi pangan.

Demikian disampaikan Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr. Ir. Bayu Krisnamurti, MSc dalam Seminar Nasional ‘Pertanian Indonesia Menuju Milenium Development Goals (MDGs) 2015’ yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bekerja sama dengan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) di Kampus Terpadu Sabtu (13/6).

Lebih lanjut Bayu menjelaskan, salah satu tujuan utama delapan sasaran pembangunan atau Milenium Development Goals (MDGs) adalah memberantas memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem. Kelaparan dan kemiskinan berhubungan sangat erat. “Orang-orang miskin pasti sering kelaparan, orang-orang kelaparan pasti termasuk keluarga miskin. Kemiskinan dan kelaparan tidak dapat dipisahkan. Di Indonesia ada 20 juta penduduk mengalami kelaparan di samping 210 juta penduduk lainnya yang tidak mengalami kelaparan. Tetapi masalah kelaparan yang dialami 20 juta penduduk tersebut harus tetap diatasi,”urainya.

Bayu menjelaskan, pengentasan kemiskinan yang merupakan prioritas utama MDGs tidak dapat dilepaskan dari kecukupan pangan. Peran sektor pertanian menjadi vital karena kegiatan pertanian adalah penghasil pangan utama sekaligus pemasok bahan baku bagi industri turunannya.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan kebijakan dan program pengentasan kemiskinan serta kelaparan tidak dapat dipisahkan dengan kebijakan pembangunan pertanian, pedesaan, dan kebijakan ketahanan pangan nasional. “Mayoritas penduduk miskin tinggal di pedesaan dengan kondisi lahan marginal, kualitas SDM relatif rendah, keterbatasan modal, serta belum memadainya fasilitas infrastruktur. Kelompok masyarakat miskin ini sangat menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Oleh karena itu, sebagai upaya mengentaskan kemiskinan, langkah strategis yang harus dilakukan adalah membangun sektor pertanian dan pedesaan secara terpadu,” jelasnya.

Terkait dengan penyediaan pangan maka peningkatan produksi komoditas pangan merupakan strategi mendesak saat ini. Perbaikan kapasitas produksi akan berdampak positif terhadap efektifitas kebijakan pengembangan usahatani, efisiensi dan daya saing komoditas pertanian.

“Namun kebijakan strategis terkait dengan peningkatan produksi harus didukung dengan pengembangan pasar. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan beberapa kebijakan seperti perbaikan akses dan distribusi aset produksi, pemantapan akses informasi dan teknologi pertanian, perbaikan kinerja pasar finansial dan komoditas, perbaikan kinerja sistem komoditas dan transportasi serta penguatan posisi tawar petani,”ujar Bayu.