Berita

KJI 2023 Dimulai, Dewan Juri Berharap Hasil Rancangan Dapat Digunakan Masyarakat

Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) 2023 mulai digelar per hari ini, Senin (16/10). Kompetisi nasional yang menjadi panggung bagi mahasiswa untuk melombakan rancangan jembatan ini akan digelar selama 5 hari dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai tuan rumah KJI ke 18 di tahun ini. Ketua Dewan Juri KJI 2023, Dr. Eng Fauzri Fahimuddin, M.Sc. mengatakan jika hasil rancangan dari perlombaan KJI tersebut bisa digunakan oleh masyarakat umum.

“Biasanya, hasil rancangan jembatan dari KJI setiap tahun akan dihibahkan ke masyarakat. Lebih sering digunakan oleh pejalan kaki atau pengguna motor. Namun, desain yang sudah ada dari KJI 2023 juga dapat digunakan untuk pembuatan jembatan sebenarnya,” ujar Fauzri.

Menurutnya, ada beberapa aspek yang dinilai terhadap rancangan jembatan dari setiap tim yang lolos dalam tahap final KJI 2023. Aspek tersebut adalah perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan perawatan. Fauzri menekankan jika setiap tim harus melalui proses perencanaan sebelum melakukan rancangan jembatan.

“Kadang kita lupa untuk memisahkan antara perencanaan dengan perancangan. Dan proses perancangan, juga harus berorientasi kepada pelaksanaan agar hasil rancangan dapat direalisasikan dengan meminimalisir kendala yang mungkin terjadi,” imbuh Fauzri yang juga merupakan pemrakarsa dari diadakannya KJI.

Sebelum dilakukannya opening ceremony, hari pertama dari KJI 2023 diisi oleh proses registrasi dari seluruh 18 tim yang berkompetisi. Tim yang telah melakukan registrasi juga dapat memasukkan barang dan logistik yang diperlukan, dimana dari 18 tim akan dibagi menjadi 3 kloter hingga akhirnya dilakukan opening ceremony pada malam hari.

Seluruh tim yang lolos dalam tahap final KJI 2023 berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, dan terdapat beberapa perguruan tinggi yang mengirimkan lebih dari satu tim, salah satunya adalah Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Figo, ketua tim Niskala sebagai salah satu tim yang berasal dari UMM mengaku jika timnya telah melalui banyak proses untuk sampai ke final KJI 2023.

“Persiapan kami sendiri cukup panjang, mulai dari penyusunan proposal dan ketika sudah lolos pun kami langsung menyiapkan profil jembatan. Mulai dari bentuk jembatan hingga kelengkapan K3 dan alat-alat yang diperlukan,” ungkapnya. Figo juga berharap agar KJI 2023 dapat berjalan dengan lancar dan seluruh peserta dapat bersaing secara sportif dan kompetitif.

Adapun kategori lomba yang diikuti oleh 18 tim tersebut yakni kategori Model Rangka Baja dan Model Pelengkung. Dengan rincian perlombaan kategori Model Rangka Baja diikuti oleh 8 tim yakni Gozyandru Team (Universitas Jember), Niskala (Universitas Muhammadiyah Malang), BS Anagata (Universitas Negeri Yogyakarta), Limbung BJ II (Politeknik Negeri Ujung Pandang), Tim Abichandra (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), Abinaya (Universitas Brawijaya), Reg Pontem (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), dan KJ-XX (Politeknik Negeri Jakarta). Sementara kategori Model Pelengkung diikuti oleh 10 tim yakni Phoenix Team (Universitas Muhammadiyah Malang), Tim Vichitra (Institut Teknologi Bandung), Batavia Team (Universitas Negeri Jakarta), KJ-30 (Politeknik Negeri Jakarta), Tri Dirandra (Institut Teknologi Nasional Malang), Pioners Team (Politeknik Negeri Ujung Pandang), Gardapati (Universitas Gadjah Mada), Jirnodhara (Universitas Udayana), Endeavour Team (Universitas Hasanuddin), dan Doa Ibu (Universitas Negeri Malang). (ID)