Berita

KKN di Daerah 3T Perlu Penyesuaian Terhadap Kebutuhan Masyarakat

Menjadi salah satu program pengabdian masyarakat dengan daya jangkau yang meliputi banyak lapisan masyarakat dalam luasnya wilayah Indonesia, Kuliah Kerja Nyata di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (KKN 3T) semakin dikembangkan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Kerja sama antar perguruan tinggi dianggap sebagai cara untuk mengembangkan dan menjadikan pengabdian masyarakat semakin berdampak, UMY pun menggandeng Universitas Muhammadiyah Buton (UM Buton) dengan fokus pengabdian masyarakat.

Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UMY, Dr. Ir. Gatot Supangkat, M.P., IPM. ASEAN Eng. menyebutkan bahwa salah satu penempatan program KKN 3T UMY adalah di Sulawesi Tenggara, khususnya Wakatobi. Ia menekankan bahwa kerja sama dengan UM Buton menjadi peluang untuk meningkatkan efektivitas kinerja para mahasiswa KKN 3T di sana, mengingat Wakatobi masih berada dalam satu wilayah dengan Buton. Menurutnya, penting untuk memahami karakteristik masyarakat di suatu wilayah agar pengabdian menjadi lebih terarah dan sesuai kebutuhan masyarakat.

“Sudah ada keinginan sejak lama untuk melakukan kerja sama antara UMY dengan UM Buton, yang menjadi wadah bagi kedua perguruan tinggi untuk saling mengembangkan program pengabdian mereka. Bagi UMY sendiri, ini merupakan kesempatan untuk berkolaborasi agar program KKN 3T di Wakatobi lebih berkembang, di mana kami ingin banyak bekerja sama dengan UM Buton untuk semakin memahami karakteristik masyarakat di Sulawesi Tenggara,” ujar Gatot saat dihubungi pada Rabu (21/8)

Selain penguatan dalam aspek KKN, kerja sama ini sekaligus menitikberatkan kegiatan pada lingkup pengabdian masyarakat yang lebih luas, termasuk pengabdian oleh dosen hingga pendampingan dari UMY untuk UM Buton dalam program Kemendikbudristek seperti Kolaborasi Sosial Membangun Bangsa (Kosabangsa). Kunjungan ke UM Buton menjadi kesempatan bagi Gatot yang juga merupakan dosen program studi Agroteknologi UMY ini, untuk menyampaikan arahan bagi para dosen untuk pengabdian masyarakat di bidang terkait.

“Perjanjian kerja sama ini sebenarnya didasari oleh Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang diikuti oleh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA). UMY menjadi salah satu PTMA yang menggagas pembentukan konsorsium tersebut sebagai wujud dari komitmen UMY dalam memajukan dharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian. Kerja sama ini sekaligus menjadi landasan untuk mengukur seberapa jauh peningkatan kinerja dalam pengabdian masyarakat,” imbuhnya.

Adanya konsorsium ini sekaligus memperbesar peluang bagi setiap PTMA untuk saling berkolaborasi dalam pengabdian masyarakat, sebagai bentuk pemberdayaan dari institusi pendidikan bagi masyarakat secara inklusif. Gatot pun menyatakan akan segera menjalankan berbagai program hasil kolaborasi tersebut, sesuai dengan salah satu misi UMY sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan di lingkungan Muhammadiyah. (ID)