Berita

KKN Mahasiswa Jadi Salah Satu Usaha Pembangunan Berkesinambungan Daerah

Pelepasan 648 mahasiswa KKN UMY

Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Yogyakarta menduduki posisi pertama dalam pemeringkatan Indeks Pembangunan Manusia se-Indonesia untuk tahun 2016. Hal tersebut merupakan sebuah kebanggaan tersendiri untuk D.I. Yogyakarta, namun demikian masih banyak hal yang harus dibenahi salah satunya adalah problem kemiskinan. Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut, Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh mahasiswa mampu menjadi solusi untuk melakukan pembangunan masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan. Hal tersebut disampaikan oleh Drs. Bintara Yuswantana, M.Si dalam acara pelepasan untuk KKN mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Lantai Dasar Masjid KH Ahmad Dahlan pada hari Selasa (9/1).

Bintara yang merupakan perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) DIY menyebutkan kemiskinan yang terjadi menyebabkan naiknya skala ketimpangan di D.I. Yogyakarta, terlebih di daerah pedesaan. “Kami menyadari bahwa pembangunan daerah tidak bisa kami lakukan secara sendirian, karenanya kami mengajak seluruh pemangku kepentingan termasuk Universitas dan Mahasiswa sebagai masyarakat di dalamnya untuk bekerjasama. Ini agar kita dapat menghasilkan sebuah rencana yang integratif dalam merancang pembangunan masyarakat,” ungkap Bintara.

“KKN yang dilakukan mahasiswa ini saya kira dapat menjadi solusi untuk melakukan pembangunan terhadap masyarakat dan juga dalam mengentaskan kemiskinan sebagai salah satu bentuk Tri Dharma perguruan tinggi. Saya berharap program-program yang dicanangkan untuk dilakukan dalam pengabdian kepada masyarakat ini dapat berhasil dan mampu untuk semakin membangun masyarakat kita,” ujar Bintara. Pada kesempatan ini UMY juga melakukan penandatanganan MoA (Memorandum of Agreement) program Mitra Desa, menurut Bintara hal tersebut bisa menjadi cara untuk melakukan sebuah pembangunan yang berkesinambungan.

Rektor UMY, Dr, Gunawan Budiyanto, M.P menyampaikan semoga program-program pada KKN periode 2017/2018 dapat dilaksanakan dengan baik. “Berkaca pada keberhasilan mahasiswa kita yang melakukan KKN di wilayah 3T seperti di Sorong, mereka berhasil mengajarkan masyarakat setempat untuk membudidayakan Singkong. Di satu pihak saya merasa senang, namun juga sedih. Karena ini menjadi bukti terhadap kurangnya perhatian pemerintah terhadap saudara-saudara kita di sana dan menghasilkan kesenjangan yang sangat terasa ketika kita membandingkan keadaan di sana dengan di lingkungan kita,” ungkap Gunawan.

Gunawan menyampaikan bahwa UMY berkomitmen untuk melanjutkan dan semakin meningkatkan kualitas program yang diterapkan untuk KKN. “UMY akan mendukung seluruh program pengembangan masyarakat yang dilakukan dalam KKN, baik untuk program yang diterapkan untuk masyarakat dan juga bagi mahasiswa kita sebagai pelaksana kegiatan. Termasuk mencakup keselamatan dari mahasiswa selama melakukan KKN agar mereka mampu mengabdi dan juga sekaligus berguru kepada masyarakat, karena saya percaya pengalaman yang akan didapatkan selama terjun di tengah-tengah masyarakat akan sangat berguna,” papar Gunawan.

Pada periode ini UMY menerjunkan mahasiswa untuk dua model KKN, yaitu KKN Reguler sebanyak 648 mahasiswa yang akan ditempatkan di 64 padukuhan di 6 Kabupaten di DIY dan Jawa Tengah. Kemudian KKN Internasional (LEX) sebanyak 28 mahasiswa yang bekerja sama dengan International Singapore Politechnic (ISP) yang akan ditempatkan di kecamatan Cangkringan, Sleman. Selain itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN kali ini akan sekaligus ikut serta mengabdi dalam program Hibah Internal Pengabdian Masyarakat UMY. (raditia)