Berita

Mahasiswa KKN Muballigh Hijrah UMY Tekankan Urgensi Rekonstruksi Pendidikan di Masyarakat

KKN Muballigh Hijrah

Sebanyak 156 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dipersiapkan untuk melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan skema Mubaligh Hijrah. Skema KKN Muballigh Hijrah ini merupakan inisiasi dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY untuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyah, dan bertujuan untuk melakukan pengabdian sekaligus dakwah yang berpusat di masjid di lingkungan masyarakat. Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UMY mengadakan agenda Seremoni Penerjunan KKN Mubaligh Hijrah pada Sabtu (15/2), dan para mahasiswa akan mulai efektif melakukan pengabdian di 20 masjid yang tersebar di 6 Kapanewon per tanggal 18 Februari hingga 20 Maret 2025.

KKN Muballigh Hijrah periode ini mengangkat tema “Rekonstruksi Pendidikan untuk Indonesia Berkemajuan”. Dalam sambutannya, Ketua PWM DIY Dr. Ikhwan Ahada, M.A. mengatakan bahwa kondisi dan tantangan yang dihadapi masyarakat global saat ini terbagi menjadi volatility (volatilitas), uncertainity (ketidakpastian), complexity (kompleksitas), dan ambiguity (ambiguitas). Masyarakat banyak yang mengedepankan gaya hidup hedonisme dan disertai ambiguitas dalam menghadapi kompleksitas masyarakat yang ada.

“Sikap permisif di kalangan masyarakat harus ditanggulangi dengan merekonstruksi pendidikan. Saya tahu bahwa mahasiswa UMY telah diajarkan terkait hal tersebut, melalui banyaknya peluang dalam melakukan pendewasaan diri di berbagai kegiatan di ruang publik. Ini menjadi keunggulan dalam bersinggungan di masyarakat, sehingga harapannya para mahasiswa KKN Mubaligh Hijrah dapat bertemu dan bersinergi dengan masyarakat dalam membangun lingkungan yang lebih baik,” ujar Ikhwan yang juga merupakan Bendahara Badan Pembina Harian (PBH) UMY.

Terdapat 3 jenis program dalam KKN Mubaligh Hijrah, yaitu Program Pokok, Program Bantu dan Program Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK). Program Pokok merupakan program yang dibuat berdasarkan permasalahan di masyarakat dan potensi penyelesaiannya, dan Program Bantu adalah program yang menyesuaikan dengan kegiatan di masjid selama bulan Ramadhan. Sementara, inti dari program AIK adalah untuk meramaikan masjid dengan kegiatan berbasis penguatan agama.

Sebagai KKN yang mengusung tema dakwah di bulan Ramadhan, seluruh mahasiswa peserta KKN memang diharapkan dapat berfokus pada kegiatan yang dilaksanakan di masjid. Dalam arahannya, Wakil Rektor UMY bidang Akademik Prof. Dr. Ir. Sukamta, M.T., I.P.U., ASEAN Eng. menyampaikan bahwa kondisi di masyarakat bersifat dinamis, maka para mahasiswa harus dapat menyesuaikan diri dalam berbaur dan melakukan dakwah dengan baik di masyarakat.

“Sesuai namanya, mubaligh adalah pendakwah, penyebar dan penyampai risalah yang akan sampai ke masyarakat, salah satunya melalui Anda. Jadilah pemberi petunjuk bagi masyarakat dengan membawa risalah dari Al-Qur’an dan Sunnah. Apapun profesi Anda nanti setelah lulus, kalian harus menjadi cahaya dan menebar manfaat bagi orang di sekitar Anda,” pungkas Sukamta. (ID)