Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan kegiatan penyuluhan “Berani Berwirausaha Melalui Usaha Rumahan” kamis siang (8/2) di desa Tijayan, Manisrenggo, Klaten, Jawa Tengah. Warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani ini diberikan penyuluhan agar bisa meningkatkan taraf perekonomian penduduk setempat.
“Warga masyarakat Tijayan mayoritas merupakan petani. Selain padi, cabai merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Namun sayangnya mereka hanya menjualnya secara langsung kepada tengkulak. Sehingga tidak dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka,” jelas Reza Surya Jaya Ketua Kelompok KKN desa Tijayan ketika ditanya mengenai alasan mengadakan penyuluhan tersebut.
Jaya juga mengatakan bahwa sebagian kecil warga Tijayan memang sudah memiliki usaha sendiri. Namun, usaha tersebut tidak dapat berkembang dan tetap pada kondisi yang sama. Selain itu, kebanyakan pemuda di desa ini juga tidak memiliki motivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. “Mereka lebih memilih menjadi buruh dan meninggalkan cita-citanya, ketimbang melanjutkan pendidikan untuk meningkatkan ilmu yang sebenarnya bisa untuk meningkatkan perekonomian mereka,” tambahnya.
Dengan diadakannya kegiatan tersebut, Jaya beserta timnya berharap agar jiwa wirausaha pada diri masyarakat Tijayan bisa tumbuh. “Setelah tumbuh semangat wirausaha, selanjutnya kami akan berikan pelatihan untuk membuat produk pengolahan dari sumber daya alam yang ada di desa ini, khususnya yang menjadi target adalah cabai,” imbuh Jaya lagi.
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh ibu-ibu PKK (Pembina Kesejahteraan Keluarga) tersebut, M. Miftahun Nadzir yang juga merupakan Dosen FEB UMY memberikan penjelasan tentang berbagai manfaat menjadi seorang wirausahawan di zaman modern saat ini. Diantaranya bahwa seorang wirausahawan tidak terikat waktu, bebas dari aturan seperti di perusahaan, dan mampu menyejahterakan masyarakat di lingkungan sekitar. “Sebenarnya sudah mulai tumbuh ide-ide kreatif dari masyarakat untuk membuat produk olahan dari sumber daya alam yang ada. Akan tetapi, mereka terlalu takut untuk mencoba. Karena belum melihat jaminan hal tersebut dapat berhasil. Hal tersebutlah yang menjadi kendala utama,” ungkapnya.
Miftahun juga mengatakan bahwa masyarakat juga perlu belajar mengenai teknologi saat ini. Hal tersebut akan sangat membantu mengembangkan usaha rumahan yang sedang dirintis. “Saat ini adalah zaman yang serba online. Jika masyarakat bisa menyikapi hal tersebut maka bukan tidak mungkin mereka akan berhasil mengembangkan usahanya,” jelasnya.
Tuti Istianingsih salah seorang warga Tijayan juga mengaku cukup terbantu dengan adanya kegiatan tersebut. Serta harapan kedepannya akan muncul wirausahawan yang sukses dan ikut membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa tersebut. “Saya berharap kedepannya kegiatan ini bisa dikomunikasikan lebih sering dan ada keberlanjutan setelah penyuluhan ini. Karena kami belum begitu paham serta membutuhkan pengarahan lebih lanjut,” ungkapnya. (Zaki)