Kompetisi Muatan Roket dan Roket Indonesia (KOMURINDO) dan Kompetisi Muatan Balon Atmosfir (KOMBAT) 2014 menjadi sarana untuk menarik minat generasi muda mengenai kedirgantaraan. Masih minimnya ilmuan-ilmuan muda yang ikut berkecimpung dalam dunia dirgantara, menjadikan kedirgantaraan Indonesia tertinggal dibanding negara lainnya. Sebab negara-negara lain sudah meluncurkan roket dan satelit ciptaannya sendiri. Sementara lembaga antariksa milik Indonesia, masih sebatas memiliki gambaran kasar roket dan satelit yang ingin diluncurkannya.
Demikian disampaikan Dr. Endra Pitowarno, Ketua Dewan Juri KOMURINDO dan KOMBAT 2014 dalam acara Press Conference yang diselenggarakan di Lobi Rektorat gedung AR. Fachruddin A Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (14/8). Dalam acara ini hadir pula Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto, MA., Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Dr. Rika Andiarti., Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmosfir LAPAN, Drs. Halimurachman, MT., dan Panitia Pelaksana KOMURINDO dan KOMBAT 2014, Tony K. Hariadi, M.T dan Slamet Riyadi, Ph.D.
Dr. Endra mengatakan, kompetisi KOMURINDO dan KOMBAT yang akan diselenggarakan di Lapangan Tembak Dislitbang TNI AD, Desa Setrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kebumen, Jawa Tengah, pada Jum’at hingga Sabtu (15-16/8) tersebut juga menjadi perhatian besar bagi LAPAN. Sebab selain untuk menarik minat generasi muda, juga untuk menambah jumlah ilmuan-ilmuan muda yang ahli dalam bidang dirgantara, khususnya roket, satelit dan riset mengenai langit dan atmosfir.
“Jadi, KOMURINDO dan KOMBAT ini untuk menambah dan memperbanyak jama’ahnya dulu. Kalau peminat dan yang mau belajar tentang roket dan balon atmosfir itu banyak, mereka bisa bercerita pada keluarga, teman, dan masyarakat luas. Agar jika ada yang bertanya tentang kedirgantaraan bisa dijawab ramai-ramai, oleh mereka yang pernah ikut berkompetisi dalam lomba KOMURINDO dan KOMBAT ini,” paparnya.
Dr. Endra juga mengungkapkan bahwa itulah upaya pembangunan yang dilakukan LAPAN dalam bidang keantariksaan atau kedirgantaraan. KOMURINDO dan KOMBAT menjadi ajang perlombaan dikalangan mahasiswa untuk mengukur atmosfir dari mulai roket dan balon udara itu naik sampai turun. “Ada 12 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia yang mengikuti kompetisi ini. Tiga diantaranya dari luar Jawa, yakni dua dari Sumatra Utara, dan satu dari Mataram, Lombok. Kompetisi ini juga membuktikan bahwa para mahasiswa itu memang tidak mengenal waktu untuk belajar,” imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan Dr. Rika Andiarti, menurutnya ajang KOMURINDO dan KOMBAT tersebut bisa menjadi sarana untuk bersinergi antara LAPAN, mahasiswa dan masyarakat luas. Sebab mahasiswa yang rata-rata bukan berasal dari fakultas astronomi bisa juga memiliki kemampuan untuk merancang roket. “Pendidikan formal kita masih sedikit yang memiliki fakultas astronomi atau mempelajari tentang antariksa. KOMURINDO dan KOMBAT ini menjadi sarana bagai mahasiswa untuk membangkitkan kreativitas mereka di bidang teknologi antariksa. Karena terbukti, memang bukan hanya mahasiswa yang berasal dari fakultas astronomi saja yang bisa merancang roket, tapi mahasiswa yang berasal dari berbagai jurusan juga bisa merancang roket dan ikut berkompetisi dalam ajang ini,” jelasnya.
Karena itulah, Dr. Rika mengharapkan akan adanya sinergi yang bisa dibangun diantara mahasiswa dan LAPAN. “Adanya mahasiswa yang ikut berkompetisi dan melahirkan kreativitasnya mengenai teknologi antariksa, akan mendukung kinerja LAPAN baik di tingkat universitas maupun masyarakat. Jadi dengan begitu, akan ada sinergi antara tiga kelompok ini,” ungkapnya.
Adapun pihak-pihak terkait yang ikut bekerjasama dalam penyelenggaraan KOMURINDO dan KOMBAT ini yakni Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pemrakarsa kompetisi, LAPAN sebagai kontributor penyiapan roket peluncur muatan serta balon untuk kompetisi KOMBAT, UMY sebagai tuan rumah (host) penyelenggara KOMURINDO dan KOMBAT 2014, Dislitbang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) sebagai kontributor penyedia tempat pelaksanaan kompetisi, TNI Angkatan Udara selaku pengatur lalu lintas udara dan izin peluncuran roket serta balon untuk KOMBAT, dan Pemerintah Kabupaten Kebumen co-host dan pemilik wilayah pelaksanaan kompetisi.