Konsep Sharing Economy merupakan sebuah fenomena yang saat ini sudah menjadi tren selama beberapa tahun terakhir di Indonesia. Konsep tersebut sendiri berarti melakukan kegiatan ekonomi dengan memanfaatkan aset dan sumber yang dapat dilakukan secara luas oleh masyarakat. Hal tersebut disampaikan oleh Ir. H. M Romahurmuzy, MT. ketika mengisi gelar wicara dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada hari Senin (20/11).
Gelar wicara yang didisi oleh Romahurmuzy mengangkat tema peluang dalam ekonomi digital tersebut menyebutkan bahwa teknologi informasi sudah mengubah arah ekonomi dunia. “Perubahan arah ini dapat kita amati dari valuasi perusahaan besar di dunia. Beberapa dekade lalu perusahaan yang bergerak dalam pertambangan dan pengolahan bahan bakar minyak yang memimpin. Namun saat ini yang memimpin adalah perusahaan yang berbasis pada teknologi informasi seperti Apple, Windows dan Alphabet. Ini juga terjadi di Indonesia, misal pada perusahaan GO-JEK yang hanya dengan waktu 7 tahun mampu mencapai nilai valuasi 39 triliun Rupiah,” ujar Romahurmuzy.
Romahurmuzy menyebutkan bahwa dengan profil Indonesia saat ini peluang dalam ekonomi digital akan sangat potensial untuk dimanfaatkan. “Pemilik gawai berupa telepon genggam dan juga pengguna internet di Indonesia saat ini sudah mencapai ratusan juta orang. Pengaplikasian sharing economy ini dapat dilihat dari bermunculannya berbagai bisnis dalam bidang jasa yang menggunakan basis teknologi informasi untuk mempermudah berbagai aktivitas dan kebutuhan keseharian.Ini sudah mampu dimanfaatkan oleh beberapa penggiat bisnis daring, seperti GO-JEK yang bergerak dalam transportasi dan Bukalapak pada e-commerce. Kenapa ini menjadi potensial adalah karena bisnis tersebut mampu menyediakan beragam lapangan pekerjaan yang secara efektif dapat membantu pertumbuhan ekonomi negara,” paparnya.
“Ini juga merupakan usaha kita untuk menyambut revolusi industri ke-4 yang sudah masuk ke Indonesia. Karenanya kita harus memperkuat infrastruktur digital yang kita miliki agar mampu mengakomodasi munculnya bisnis rintisan lainnya yang berbasis teknologi informasi. Hal tersebut perlu dilakukan untuk semakin meningkatkan efisiensi dan efektifitas namun dengan harga yang murah dan terjangkau,” tutup Romahurmuzy.
Gelar wicara ini merupakan rangkaian kegiatan Kongres Nasional Fokkermapi (Forum Komunikasi dan Kerjasama Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Se-Indonesia) yang berlangsung sejak hari Minggu (19/11) hingga kamis (23/11) dan dihadiri oleh 153 delegasi yang berasal dari 38 universitas di seluruh Indonesia. Selain Romahurmuzy, ada beberapa pembicara lainnya yang turut menjadi narasumber dalam gelar wicara ini, mereka adalah; J. S George Lantu, Direktur Kerjasama Fungsional ASEAN, Kemlu RI; dr. R.A. Arida Oetami, M.Kes., Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat DIY; dan Brigadir Jenderal TNI Fajar Setyawan, S.Ip.,. Diharapkan dari acara ini mampu menghasilkan buah pikiran yang dapat menjadi rekomendasi solusi dari berbagai isu yang terjadi saat ini di Indonesia. (raditia)